Jakarta -
Koneksi, merupakan sebuah kata kunci untuk mempersatukan luasnya Indonesia. Dengan keberadaan akses internet, pada akhirnya akan menjadikan negara ini bersaing di kancah internasional.
Harapan masa depan yang saat ini sedang dirajut satu per satu oleh pemerintah dan pelaku industri menjadi kesatuan ekosistem yang utuh. Cita-cita bangsa merdeka sinyal internet bukan lagi impian semata, tapi keniscayaan.
Bukan tanpa sebab, Indonesia diprediksi menjadi negara dengan transaksi ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Hal ini seiring dengan tingkat penetrasi internet yang tinggi dan perkembangan ekonomi digital yang potensial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil studi studi Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai transaksi ekonomi digital RI diramal bakal tumbuh pesat, yaitu mencapai USD 124 miliar atau sekitar Rp 1,7 triliun pada tahun 2025, terbesar di Asia Tenggara.
Adapun dengan proyeksi nilai transaksi sebesar itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memproyeksikan Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar ke-9 di dunia pada 2030. Perkembangan ekonomi digital ini selaras dengan pertumbuhan startup di Indonesia yang terbilang sangat cepat.
Kesenjangan Akses Internet
Hanya saja, akses internet di Indonesia belum merata yang membuat ada kesenjangan antara Pulau Jawa dengan di luarnya.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan hasil pengguna internet Indonesia periode 2019 - kuartal II 2020 naik menjadi 73,7% dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna.
Pengguna di Pulau Jawa masih berkontribusi terbesar terhadap kenaikan jumlah pengguna internet tersebut, yakni 56,4 %. Pengguna internet terbesar kedua berasal dari Pulau Sumatera dengan 22,1%. Disusul Pulau Sulawesi( 7%), Kalimantan (6,3%), Bali-Nusa Tenggara (5,2%), dan Maluku-Papua (3%).
 Hasil survei pengguna internet Indonesia pada Q2 (2019-2020) mencapai 196,7 juta dari 266 juta total penduduk. Namun penyebaran akses internetnya masih belum merata. Foto: APJII |
"Kontribusi pengguna yang tinggal di Pulau Jawa naik menjadi 56,4% dari 55,7% di tahun sebelumnya. Karena pembangunan infrastruktur internet di Jawa terus berkembang sehingga penggunanya juga bertumbuh," ujar Ketua Umum APJII Jamalul Izza.
Kominfo dihadapi pekerjaan rumah dari 83.218 desa/kelurahan, 12.548 desa/kelurahan di antarnya belum teraliri sinyal 4G. Bila dirinci dari 12.548 desa/kelurahan, wilayah yang berada di Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) itu sebanyak 9.113 desa/kelurahan jadi tugas pemerintah, sedangkan yang non-3T 3.435 desa/kelurahan adalah tugas operator seluler.
Kerahkah 'Tol Langit'
Persoalan 'rumah tangga' telekomunikasi itu diatas dari berbagai lini, mulai dari sisi hulu sampai ke hilir.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dalam Forum Asia Tech x Singapore 2021 - AtxSummit, Juli lalu, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan Roadmap Digital Indonesia 2021-2024 di sektor strategis, (1) infrastruktur digital, (2) pemerintah digital, (3) ekonomi digital, dan (4) masyarakat digital.
Johnny mengatakan Roadmap Digital Indonesia 2021-2024 itu guna meningkatkan konektivitas untuk menjembatani kesenjangan digital.
"Pemerintah Indonesia ingin lebih kuat di era digital ini, baik dalam keuangan digital, perbankan digital, e-commerce, pariwisata digital, UMKM digital, dan banyak lainnya. Untuk mewujudkan menuju Indonesia Terkoneksi: semakin digital, semakin sejahtera," kata Menkominfo.
Lebih lanjut, Menkominfo menuturkan bahwa pemerintah dan perusahaan telekomunikasi telah menggelar jaringan kabel serat optik sepanjang 342.000 km di serat optik daratan dan lautan, sebagai tulang punggung konektivitas teknologi informasi dan komunikasi.
"Tidak diragukan lagi bahwa Indonesia akan terus menyebarkan infrastruktur TIK di seluruh nusantara, khususnya untuk menghubungkan titik-titik di pedesaan, terluar, dan daerah tertinggal," tandasnya.
 Kunjungan kerja Menkominfo G Plate ke Desa Kelangan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau dalam rangka ground breaking BTS 4G. Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto |
Setelah proyek Palapa Ring pada 2019 lalu, penggelaran Base Transceiver Station (BTS) Universal Service Obligation (USO) berkekuatan 4G, sampai meluncurkan Satelit Republik Indonesia alias Satria-1 pada 2023 mendatang. Tujuannya satu, Indonesia merdeka sinyal internet.
"Kami berharap hingga akhir tahun 2024, setidaknya ada 30 juta UMKM Indonesia yang akan di-onboarding secara digital. Oleh karenanya, Kominfo memastikan keandalan infrastruktur TIK melalui penyebaran fixed broadband dan mobile broadband untuk memenuhi kebutuhan digital dan menutup kesenjangan digital, membuat semua orang terhubung secara digital, sehingga pembangunan infrastruktur tersebut adil, inklusif, dan bermanfaat bagi semua," paparnya.
Era 5G Menyapa
Di saat pemerintah dan pihak terkait membangun jaringan di seluruh Indonesia, dalam waktu yang bersamaan negara ini juga sudah memasuki era 5G.
Memang jaringan generasi kelima itu masih dalam tahap awal, namun secara perlahan tapi pasti, infrastruktur yang dibangun akan menciptakan industri 4.0.
Kecepatan internet 5G jauh lebih kencang dibandingkan 4G, berkat keunggulan koneksi ngebut, latensi rendah, sampai kecepatan transmisi jauh lebih baik.
Sejak Mei 2021, layanan komersial jaringan telekomunikasi 5G telah hadir di 9 kota atau wilayah aglomerasi yang ada di Indonesia, yaitu Jabodetabek, Bandung, Batam, Balikpapan, Makassar, Surakarta, Surabaya, Denpasar; dan Medan.
Sejauh ini, baru ada tiga operator seluler, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata yang sudah mengantongi restu dari Kominfo berupa Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) 5G, sebagai syarat mutlak sebelum menggelar layanan 5G secara komersial ke publik.
 Peresmian Layanan 5G Telkomsel di Surabaya Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom |
Talenta Digital
Besarnya potensi Indonesia itu, perlu didukung dengan keberadaan masyarakat digital agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah di ekonomi digital sendiri.
Kominfo menyiapkan beberapa program untuk membawa masyarakat masuk ke ruang digital, misalnya melalui Gerakan Literasi Digital yang menargetkan 12,4 juta orang setiap tahunnya, pelatihan virtual tentan digital dasar, kurikulum seperti etika digital, keamanan digital, budaya digital, sampai urusan keterampilan digital dasar.
Dalam mencapai cita-cita tersebut, program Digital talent Scholarship yang yang dirancang khusus bagi Generasi Milenial Indonesia untuk diikuti setidaknya 100 ribu peserta setiap tahun.
"Program ini cocok untuk mereka yang memiliki keterampilan menengah dan berfokus pada komputasi awan, AI, IoT, Big Data Analytics, dll. Kami juga mengundang perusahaan teknologi global untuk bergabung dengan kami dalam model pelatihan digital ini," kata Menteri Johnny.
 Rapat Kerja Virtual Menkominfo dengan Komisi I DPR RI Foto: Kominfo |
Pandemi Percepat Transformasi Digital
Kondisi pandemi virus Corona (COVID-19) pada awalnya jadi hambatan. Di sisi lain, seiring hal tersebut adopsi layanan digital tumbuh pesat seiring aktivitas masyarakat dilakukan di rumah: bekerja dari rumah, belajar online, belanja online, sampai hiburan secara digital.
Jamalul Izza menyebutkan, ketersediaan infrastruktur dan situasi pandemi COVID-19 menjadi dua hal utama yang mendorong orang lebih cepat beralih menggunakan internet.
"Infrastruktur saat ini cukup merata dengan adanya Palapa Ring. Selain itu kondisi di tengah pandemi ini memaksa masyarakat mau tidak mau sekarang online. Hikmahnya kita berharap kondisi ini bisa mengakselerasi transformasi ke digital," sebutnya.
Pemerintah menyakini percepatan transformasi digital sebagai upaya pemulihan ekonomi.
"Peta Jalan Indonesia 2021-2024 disusun sebagai pedoman strategis perjalanan Indonesia menjadi bangsa digital, yang dilaksanakan melalui empat pilar, yaitu infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital," ungkapnya.
"Percepatan transformasi digital yang berkelanjutan adalah elemen kunci dalam upaya pemulihan pascapandemi Covid-19, sekaligus menjadi komponen pendorong dalam membangun bangsa yang lebih tangguh dan berdaya," pungkas Johnny.
Simak Video "Video: Mayoritas Gen Z di Inggris Pilih Hidup Tanpa Internet"
[Gambas:Video 20detik]