Masa Depan Cerah Jaringan Broadband di Indonesia
Hide Ads

Masa Depan Cerah Jaringan Broadband di Indonesia

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 21 Des 2020 19:50 WIB
Telkomsel, Ilustrasi Telkomsel, Logo Telkomsel
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta -

Pengembangan teknologi jaringan berbasis broadband di Indonesia akan memasuki babak baru. Inovasi terus dikejar dan lelang frekuensi 2,3 GHz sudah diumumkan.

Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuka seleksi tiga blok di pita frekuensi radio 2,3 GHz pada rentang 2.360- 2.390 MHz untuk keperluan penyelenggaraan jaringan bergerak seluler.

Seleksi penghuni baru di pita frekuensi 2,3 GHz disebut sebagai bagian Kominfo untuk mendukung transformasi digital di sektor ekonomi, sosial, dan pemerintah, karena masih terdapat blok frekuensi radio yang saat ini belum ditetapkan pengguna pita frekuensi radio.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Selain itu, lelang frekuensi 2,3 GHz ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jaringan bergerak seluler, meningkatkan kualitas layanan secara maksimal, serta mendorong akselerasi penggelaran infrastruktur TIK dengan teknologi generasi kelima (5G).

Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Ridwan Effendi menuturkan bahwa penggunaan frekuensi 2,3 GHz untuk menggelar layanan 5G mengikuti yang ditetapkan International Telecommunication Union (ITU).

"Frekuensi 2,3 GHz termasuk yang ditetapkan oleh ITU sebagai frekuensi 5G. Sudah ada beberapa negara yang menetapkan 2,3 GHz sebagai frekuensi 5G-nya, ada Korea Selatan dan Arab Saudi," ujar Ridwan, Rabu (16/12/2020).

Mengutip GSMA, Ridwan memaparkan ada 12 negara, termasuk salah satunya Indonesia, yang telah mengadopsi 2,3 GHz tersebut. Di Indonesia ini sendiri, spektrum tersebut dihuni oleh operator seluler Telkomsel dan Smartfren.

"Di Indonesia, frekuensi 2.300-2.330 dimiliki Telkomsel, 2.330-2.360 Smartfren, dan 2.360-2.390 yang akan dilelang untuk keperluan selular sekarang untuk 8 zona, 7 zona masih dimiliki oleh Berca untuk jasa internet," jelasnya.

Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan ketertarikan ikut lelang frekuensi 2,3 GHz ini merupakan wujud konsistensi Telkomsel untuk memastikan pemenuhan kualitas pengalaman pelanggan dalam menjalankan aktivitas digitalnya, terutama dengan dukungan jaringan terkini seperti VoLTE dan 5G ke depannya.

"Telkomsel belum lama ini juga telah meluncurkan layanan berbasis Home LTE, melalui produk Telkomsel Orbit, yang difokuskan untuk memberikan kenyamanan akses broadband bagi pelanggan yang ingin memaksimalkan aktivitas digitalnya dari rumah," kata Setyanto.

Setyanto HantoroDirektur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro Foto: Telkomsel

"Telkomsel juga mendukung sepenuhnya langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah melalui Kemenkominfo RI seperti lelang frekuensi 2.300 MHz yang salah satunya dapat mendorong percepatan gelaran jaringan terbaru 5G di Indonesia," ucapnya menambahkan.

Sebaga informasi, Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Indonesia yang unjuk gigi dengan melakukan uji coba 5G di Asian Games 2018. Saat itu, anak perusahaan Telkom ini memamerkan beragam teknologi mutakhir, salah satunya mobil tanpa sopir alias autonomous car.

Setelah itu, dalam menghadirkan uji coba 5G untuk para pelaku industri, Telkomsel berkolaborasi dengan pemerintah melalui Kementerian Kominfo, sehingga uji coba dilakukan sesuai dengan standar 5G NR (New Radio) yang ditetapkan oleh 3rd Generation Partnership Project (3GPP), organisasi yang menyusun protokol untuk jaringan mobile.

Sepanjang periode uji coba jaringan 5G di Indonesia, operator seluler yang identik warna merah ini berkomitmen untuk senantiasa patuh terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah dan mengoptimalkan kesempatan tersebut untuk mengakselerasi kesiapan ekosistem 5G secara matang.

Pada penyelenggaraan uji coba 5G di Batam ini, Telkomsel juga berkolaborasi dengan Ericsson, salah satu mitra strategis Telkomsel yang telah berpengalaman sebagai penyedia jaringan 5G di seluruh dunia, untuk menghadirkan beberapa use-case atau implementasi teknologi terkait penyediaan solusi layanan sektor industri yang terintegrasi dengan layanan jaringan 5G.

Sejumlah use-case tersebut terdiri dari Smart Air Patrol, Smart Surveillance, Immersive Collaboration, Future City Planning, 5G Call, Immersive Entertainment, Seamless Gaming, dan Industry 4.0 Enabler. Melalui use-case tersebut, Telkomsel memberikan kesempatan bagi para pelaku industri untuk melihat dan mencoba secara langsung sejumlah penerapan 5G yang mampu menunjang operasional perusahaan.

Selain itu, Telkomsel juga berhasil melakukan panggilan telepon seluler menggunakan fitur video call berbasis aplikasi pertama di Indonesia dengan menggunakan jaringan 5G, yang didukung oleh perangkat smartphone 5G dari Oppo.

Hadirnya jaringan 5G di Indonesia melalui uji coba tersebut melanjutkan konsistensi Telkomsel untuk senantiasa menghadirkan teknologi terkini dan terdepan dalam upaya menciptakan ekosistem digital yang berkesinambungan, melanjutkan pengembangan teknologi jaringan berbasis broadband di Indonesia mulai dari memperkenalkan jaringan 3G (2006) dan 4G LTE (2014) hingga menggelar pengalaman 5G pertama di Indonesia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Persiapan Nataru: Operator Tingkatkan Kapasitas-BTS Mobile di Area Wisata"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fay)