Roket Long March 3B tidak berfungsi secara optimal sehingga gagal membawa satelit Nusantara Dua mencapai orbit. Puing-puing wahana antariksa itu pun diketahui jatuh di laut sekitar Guam.
Nusantara Dua diangkut Long March 3B setelah diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC), Xichang, China pada pukul 18.46 WIB, Kamis (9/4).
Pada proses peluncuran, tak ada masalah. Namun selang tak lama kemudian setelah meluncur, terlihat ada puing-puing yang bertebaran di angkasa. Kejadian itu bermasalah pada stage ketiga, saat salah satu dari dua roket tidak berfungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahana tersebut langsung kembali masuk ke atmosfer dan warga di sekitar Guam melihat ada bola api seperti meteor jatuh ke lautan pada malam hari. Bahkan, peristiwa tersebut sempat direkam dan heboh di negeri yang berada di bagian barat Samudera Pasifik.
Kantor Keamanan Dalam Negeri dan Pertahanan Sipil Guam mengonfirmasi bahwa bola api itu merupakan peluncuran roket dari China yang gagal, seperti dilansir dari Spaceflight Now.
Nusantara Dua diketahui diproyeksikan mengisi di slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT) yang akan dimanfaatkan Indosat Ooredoo sebagai penyedia jasa satelit untuk menunjang bisnis media broadcasting di Indonesia.
Adapun, Nusantara Dua diluncurkan untuk menggatikan satelit Palapa D yang akan habis masa operasionalnya pada pertengahan tahun ini. Palapa D, seperti disebutkan Menkominfo Johnny G. Plate, dimanfaatkan 23 lembaga penyiaran TV dan 8 stasiun radio di Indonesia.
"Dalam hal ini ketinggian satelit tersebut hanya 170 kilometer dengan kecepatan 7.100 meter per detik dan kemudian jatuh ke lautan dan tidak bisa diselamatkan dan hilang," tutur Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso.
Meski gagal mencapai orbit, Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi yang sepenuhnya memberikan perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional satelit.
PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) dibentuk oleh Indosat Ooredoo, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (Pintar) untuk mengoperasikan satelit Nusantara Dua.
PSNS bekerjasama untuk untuk pembelian satelit dengan produsen satelit terkemuka asal Tiongkok, China Great Wall Industry Corporation (CGWIC) pada Februari 2019.
(agt/fay)