Kementerian Komunikasi dan informatika (Kominfo) sebelumnya sudah menjelaskan bahwa mereka tengah menyiapkan uji coba teknis pada beberapa frekuensi seperti 26 Ghz dan 3,5 Ghz untuk jaringan 5G.
Nah, ketika spektrum sudah terbenahi, masalah berikutnya yakni infrastruktur harus diselesaikan. Ia menilai bahwa infrastruktur 5G seharusnya dijadikan sebagai alat vital negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah kuncinya apabila spektrum dan infrastrukturnya sudah dibenahi. Seberapa cepat? Kalau sudah dipenuhi seperti ayam dan telor. Jadi yang mungkin tidak dipikirkan akan keluar," ujarnya di acara Telco Outlook 2020 Selular Business, Jakarta Selatan, Senin (2/12/2019).
Jangan sampai yang dilakukan hanya menunggu sampai ada bisnisnya. "Kalau kita tunggu bisnisnya keluar ya ketinggalan," tambahnya.
Salah satu yang menjadi kunci adalah model bisnis untuk jaringan 5G yang dinilai harus menerapkan infrastuktur sharing sehingga Indonesia bisa membangun jaringan yang mumpuni.
"Kalau untuk frekuensi di 28 Ghz hanya untuk kapasitas ya, coverage pasti harus 3,5 GHz atau di bawah itu. Tapi bagaimana caranya, Indonesia kalau dari Sabang sampai Merauke kalau nggak pakai satelit susah. Tapi pasti ada caranya," tegasnya.
(fyk/fay)