Kendati begitu, seperti yang disampaikan Ketua Umum ATSI Ririek Adriansyah, investasi yang dikeluarkan para operator ini menyediakan akses jaringan generasi kelima tersebut tidaklah murah.
Maka dari itu, ATSI meminta kepada pemerintah bisa membantu para penyelenggara jasa telekomunikasi dengan memberi insentif, di mana hal itu dilakukan negara lainnya saat mengadopsi teknologi 5G.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Masuk Indonesia, Galaxy Fold Tanpa 5G? |
Ririek Adriansyah menyatakan seluruh operator telekomunikasi di Indonesia menyatakan kesiapannya menyediakan jaringan 5G bagi masyarakat maupun industri.
"Kami di ATSI mengharapkan adanya keringanan. Di tahap awal pengembangan misalnya kami diberikan BHP Holiday di tiga tahun pertama implementasi, sehingga kami terbantu membangunnya," kata Ririek.
Seperti diketahui, mayoritas operator seluler sudah menguji teknologi 5G, di antaranya Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Smartfren, hingga Hutchison 3 Indonesia (Tri).
Baca juga: Oppo Uji Panggilan 5G Pertama di Indonesia |
Ririek melanjutkan, demi mempercepat proses pembangunan jaringan 5G, ia juga menilai pemerintah perlu melakukan sinkronisasi regulasi Pusat dan Daerah.
"Operator kita sendiri sudah melakukan trial 5G tahun ini sampai tahun depan. Kami mengharapkan tender spektrum bisa dilakukan 2021, sehingga pembangunannya bisa kita lakukan setelah itu," tegasnya.
ATSI berharap, Indonesia tidak kehilangan momentum memanfaatkan 5G sehingga keinginan pemerintah melakukan revolusi industri 4.0 bisa terbantu dengan teknologi.
5G Adalah Keniscayaan
"Kehadiran 5G ke Indonesia tak bisa ditolak. Teknologi itu sebuah keniscayaan melihat pertumbuhan trafik dan penggunaan konten digital dari masyarakat Indonesia. Sekarang posisinya, bagaimana pemerintah memainkan peran agar teknologi diadopsi, tetapi ketahanan dan kedaulatan digital bisa dibangun atas 5G," ungkap Pendiri IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin.
![]() |
Doni mengharapkan, pemerintah mulai membangun roadmap yang lebih jelas dalam menghadapi 5G sehingga memberikan kepastian bisnis bagi semua ekosistem yaitu Device Network Application (DNA).
"Kalau pasar global, 5G akan komersial di 2020. Indonesia rasanya tak mungkin tahun depan. Tetapi berikanlah roadmap ke semua ekosistem agar kita benar-benar bisa bangun bisnis dan ketahanan industri telekomunikasi yang ideal di era 5G," katanya.
Doni mengingatkan, Indonesia telah masuk ke sebuah tatanan baru seiring jaringan broadband kian masif penetrasinya. "5G nanti akan makin banyak konten yang beragam dan kegunaanya untuk infrastruktur kritikal. Saya harapkan ketika membuat roadmap 5G itu mempertimbangkan ketahanan dan kedaulatan siber nasional," jelasnya.
(agt/rns)