Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
BTS Sering 'Dimutilasi', Operator Minta Pengawalan Polisi

BTS Sering 'Dimutilasi', Operator Minta Pengawalan Polisi


Yudhianto - detikInet

Suasana acara (yud/inet)
Jakarta - Tindak kejahatan terhadap perangkat menara telekomunikasi/base transceiver station (BTS) jadi perhatian serius. Industri telekomunikasi pun menggandeng kepolisian RI untuk meminta bantuan pengamanan.

Menurut David Bangun, KetuaΒ Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi (ASPIMTEL), tahun 2014 lalu saja telah terjadi lebih dari seribu kasus pencurian perangkat telekomunikasi. Jumlah itu sangat mungkin bakal meningkat karena sampai bulan April tahun 2015 ini kasusnya sudah mencapai 50% dari tahun 2014 lalu.

β€œYang dicuri sekarang tak cuma kabel, perangkat vital juga mulai diincar, seperti modul-modul tertentu dan juga baterai. Oleh karena itu, penandatanganan ini sangat strategis karena jadi ada perhatian khusus,” ujar David dalam acara penandatanganan MoU Polri dan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) di Gedung Indosat, Jakarta, Kamis (28/5/2015).

Pasalnya, dengan terjadinya gangguan terhadap infrastruktur vital telekomunikasi akan secara langsung mengganggu layanan pada masyarakat. Apalagi menurut Alexander Rusli, Ketua ATSI, ketergantungan masyarakat terhadap layanan seluler juga semakin tinggi, termasuk juga digunakan oleh kalangan pemerintah dan aparat negara.

β€œInfrastruktur telekomunikasi itu sebenarnya obyek vital. Kerjasama dengan Polri ini utamanya untuk mendapatkan jaminan keamanan dari berbagai kemungkinan terjadinya tindak kejahatan ataupun sabotase,” kata Alexander.

Kerja sama antara ATSI dan Polri ini sendiri berisi pedoman serta acuan bagi para pihak terkait dalam rangka perlindungan dan pengamanan sarana dan prasarana telekomunikasi di Indonesia, serta penegakan hukum terhadap tindak pidana yang terjadi di lingkungan sarana dan prasarana telekomunikasi. (Yudhianto/Fino Yurio Kristo)







Hide Ads