Menurut Anggota Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Muhammad Ridwan Effendi, penataan perdana di Maluku dan Maluku Utara telah tuntas dieksekusi tadi malam hingga dinihari oleh dua operator.
"Sukses tanpa hambatan, tidak ada yang fallback saat Telkomsel dan XL Axiata melakukan perpindahan kanal," ujarnya kepada detikINET saat ditemui di sela acara pisah sambut pengurus Mastel di Club Merchantile, World Trade Center, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah penataan ini, masih akan ada lanjutan untuk penataan berikutnya di wilayah lain. Selain Telkomsel dan XL, penataan juga akan dilakukan secara bergantian dengan operator lain seperti Indosat dan Hutchison 3 Indonesia.
Keempat operator ini telah sepakat untuk memproses penataan frekuensi di 1.800 MHz dengan sistem clustering dan metode step-wise di 11 region atau 42 cluster. Penataan ini ditargetkan selesai akhir November 2015 nanti.
Step-wise berarti migrasi frekuensi dilakukan secara bergantian. Misalnya, operator A memindahkan frekuensi ke operator B dan sebaliknya hingga tercapai tujuan migrasi.
Penataan tersebut pun dilakukan pada tengah malam dan diukur tingkat keberhasilan serta kegagalannya. Ketika perpindahan dilakukan dan terjadi kegagalan, maka operator yang sedang memprosesnya mesti menghentikan terlebih dulu.
Setelah penataan rampung, keempat operator ini akan memiliki frekuensi yang berurutan dimana XL akan menempati frekuensi paling kiri dengan total 22,5 MHz, kemudian selanjutnya Tri 10 MHz , Indosat 20 MHz, dan Telkomsel di paling kanan 22,5 MHz.
Sebelumnya, BRTI juga telah mengingatkan bahwa pada saat eksekusi penataan, pengguna diharapkan menggunakan ponsel secara bijaksana, dan diusahakan tidak melakukan transaksi pembelian paket melalui layanan SMS dan UMB atau SMS Banking.
Gangguan bisa saja terjadi pada layanan suara (voice call), pesan singkat (SMS), dan akses data dengan mode GPRS dan EDGE. Gangguan ini akan sebisa mungkin diminimalisir pada jam eksekusi antara pukul 00.00-03.00 WIB.
(rou/ash)