Presdir iForte Andrie Tijoe mengungkapkan, proyek yang didanai pribadi oleh pihaknya tersebut menghabiskan total anggaran US$ 10 juta. Biaya tersebut, US$ 3,5 juta dihabiskan untuk membangun serat optik, US$ 2,5 juta untuk mesin penghubung jaringan Allied Telesis, dan sisanya perangkat pendukung.
"Serat optik yang kami bangun akan menjangkau seluruh 15 titik koridor busway, sekarang baru 10 titik yang rampung dengan panjang serat optik mencapai 250 kilometer," ungkapnya ketika ditemui di Blowfish, Jakarta, Kamis (23/10/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
iForte sendiri merupakan operator jaringan tertutup (jartup) yang mengaku telah mendapat izin pembangunan jaringan serat optik di sepanjang jalur busway dari Pemprov DKI Jakarta. "Kami sudah dapat right of way," klaim Andrie.
Dengan membangun jaringan serat optik di jalur tersebut, iForte berharap bisa mendapat peluang untuk memasarkan akses broadband ke tiap perkantoran di sekitar jalur busway seantero Jakarta. Tak hanya di sentral bisnis, tapi juga perkantoran yang ada di daerah pinggiran. "Itulah keunggulan kami dibanding operator jartup lainnya," sambung Andrie.
Di sisi lain, Country Manager Allied Telesis Harvi Asra mengaku tertolong dengan adanya proyek MWIFO ini. Sebab, krisis global telah menekan angka penjualan produknya hingga 10%. "Kami menyediakan penghubung jaringan untuk proyek ini, semacam repeater-nya," tandas dia. (rou/dwn)