Jangan Gampang Memberikan Foto Iris Mata Kita ke Orang Lain!
Hide Ads

Jangan Gampang Memberikan Foto Iris Mata Kita ke Orang Lain!

Aisyah Kamaliah - detikInet
Sabtu, 03 Mei 2025 09:17 WIB
Ilustrasi mata berkunang-kunang. (Freepik)
Jangan asal memberikan foto iris mata kita ke orang lain karena berpotensi disalahgunakan. Foto: (Freepik)
Jakarta -

Jangan asal memberikan foto iris mata kita ke orang lain karena berpotensi disalahgunakan. Saldo rekening pun bisa ludes kalau sudah kecolongan.

Di era modern ini, biometrik dibutuhkan untuk akses ke banyak hal termasuk akun perbankan. Karena itu, pengamat keamanan siber Vaksincom Alfons Tanujaya mengingatkan orang-orang lewat wawancara bersama detikINET, Sabtu (3/5/2025).

"Iya, kalau foto iris itu benar bahaya dan jangan pernah disebarkan atau diberikan tanpa kita ketahui keamanan pengelolanya. Contohnya sekarang ada world.id yang diinisiasi Sam Altman yang tujuannya baik untuk membedakan manusia dengan bot dan bisa sangat banyak membantu misalnya war tiket bot tidak bisa ikut, mencegah akun bodong," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sejumlah negara, banyak yang khawatir dengan world.id, akan tetapi pakar yang satu ini justru mendukung platform tersebut. Sebab, dibanding risikonya, manfaat world.id dirasa Alfons lebih banyak.

"World.id ini kan ingin mengidentifikasi manusia dan tiap manusia dapat satu identitas yang sangat sulit dipalsukan serta bisa mengidentifikasi dan membedakan manusia dengan bot," terangnya.

ADVERTISEMENT

Manfaat dari world.id antara lain:

  1. Membuat war tiket konser lebih adil dan bebas bot
  2. ⁠Buzzer di sosmed berkurang karena tidak akan bisa buka banyak akun untuk komen dan bullying
  3. ⁠Identitas tidak akan bisa disalahgunakan untuk aksi berganda misalnya buat SIM, KTP, atau paspor dobel karena meskipun ganti nama dan identitas tapi iris dan face recongnition hanya satu dan tidak bisa diubah sehingga pemalsu bisa diidentifikasi.

"Tapi resikonya kalau ada satu badan yang mengelola data ini dan mereka jahat atau datanya bocor itu akan berbahaya. Itu yang dikhawatirkan. Saya sudah mengikuti proses scan iris ini dan menurut pengamatan saya prosesnya cukup transparan," ucapnya.

Sejauh ini, Alfons menilai pengelolaan data dan pengamanannya sudah mengikuti standar sekuriti. Soal organisasi pengelola data beritikad buruk, tentu tetap ada risikonya. Akan tetapi dengan adanya pengawasan dari banyak lembaga harusnya eksploitasi ini akan mudah terdeteksi.

Selain itu, akan sangat merugikan bagi lembaga yang bersangkutan jika mereka menyalahgunakan data ini karena orang akan berbondong-bondong menghindari penggunaannya.'

"Contohnya hari ini, kita tenang-tenang saja pakai Google Maps, padahal data yang dimiliki oleh Google Maps sangat membahayakan kita kalau disalahgunakan. Tetapi kita tetap pakai kan, karena manfaatnya lebih besar dari bahayanya," tuturnya.

Jika Google akan mengeksploitasi, tentu saja penggunanya bakal celaka. Tapi mereka tidak bodoh dan tentunya akan berpikir 1.000 kali sebelum melakukan eksploitasi karena produk-produknya akan langsung dihindari oleh penguna dan mereka akan mengalami kerugian besar.

"Sama juga dengan produk digital lain dari Meta, Microsoft bahaya dan risikonya juga mirip," tandasnya.




(ask/rns)