Satuan tugas (Satgas) Perlindungan Data masih terus beraksi meski hacker Bjorka tidak kembali eksis. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Satgas Perlindungan Data terdiri dari unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Polri, BSSN, dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Ketika itu, pemerintah membentuk satgas yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang, Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD untuk mengatasi persoalan kebocoran data dan kejahatan siber. Saat itu, kebocoran data marak terjadi, salah satunya diumbar oleh Bjorka.
Akan tetapi, Hinsa menegaskan, keberadaan Satgas Perlindungan Data itu tidak hanya untuk menangkis sepak terjang Bjorka, tapi insiden keamanan siber secara keseluruhan.
"Ini tidak hanya Bjorka sebenarnya, tapi mempercepat proses bagaimana kita mengamankan sistem elektronik di pemerintahan. Maka satgas ini, tahun lalu dan tahun ini tetap berlanjut. Sekarang sedang bekerja," ujar Hinsa di Kantor BSSN Ragunan, Jakarta, Senin (20/2/2023).
Hinsa menjelaskan Satgas Perlindungan Data tersebut memang untuk merespon apabila terjadi persoalan di ruang siber.
"Tujuan satgas ini untuk mendesak kita merespon situasi. Artinya begini, Satgas Perlindungan Data ini untuk evaluasi sebenarnya, kan ada begitu banyak di kementerian/lembaga yang secara rutin. Memang BSSN punya tugas dan fungsi itu, tapi kami bersyukur (karena ada satgas tersebut) BSSN jadi lebih leluasa, dalam arti fleksibel melakukan tugas," jelasnya.
Pada saat pembentukan Satgas Perlindungan Data, Menko Polhukam Mahfud Md menjelaskan tentang tujuan pemerintah membentuk tim khusus untuk menjaga keamanan data setelah heboh kemunculan hacker Bjorka. Mahfud mengatakan timsus ini akan menjaga data yang belum dibobol hacker.
"Ya, untuk melindungi data yang sifatnya rahasia negara. Mumpung sekarang belum ada yang bisa dibobol," kata Mahfud melalui pesan singkat, Rabu (14/9/2022).
Mahfud mengatakan data-data yang dibocorkan Bjorka sejauh ini bukan bersifat rahasia. Termasuk data pribadi milik Mahfud yang telah disebar Bjorka.
"Kalau yang dari Bjorka sekarang itu kan bukan rahasia, itu bisa diambil di mana pun. Data pribadi tentang saya misalnya, di YouTube ada, di Google ada, di buku-buku saya juga ada," ujarnya.
Simak Video "BSSN Tepis Isu Anggaran Naik Gegara Hacker Bjorka"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fay)