Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meminta hacker Bjorka untuk tidak menyerang data registrasi SIM card prabayar yang merugikan masyarakat. Namun itu langsung dibalas oleh peretas dengan sebutan idiot.
"Kalau bisa jangan menyerang. Tiap kali kebocoran data yang dirugikan ya masyarakat, kan itu perbuatan illegal access," ujar Semuel Abrijani Pangerapan, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kominfo saat konferensi pers pada Senin (5/9).
Menurut Semuel, aksi pembobolan seperti dilakukan Bjorka sangat merugikan masyarakat. Sebab data pribadi itu melekat di masyarakat. Mereka memberikan data pribadinya karena menggunakan layanan.
Bjorka lalu mengunggah sebuah pesan balasan terhadap respons Kominfo soal kebocoran data registrasi SIM Card di situs forum Breached. Kendati singkat, pesan yang disampaikan terasa pedas di telinga.
"STOP BEING AN IDIOT," tulis Bjorka dengan huruf kapital berwarna merah. Netizen pun cukup ramai membahas tanggapan dari sang hacker terhadap Kominfo.
Hal tersebut langsung disinggung oleh Komisi I DPR saat Rapat Kerja dengan Menkominfo Johnny G. Plate beserta jajaran Kominfo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/9/2022).
"Hacker itu tidak cukup dengan hanya diminta "stop hacking". Kalau bisa begitu, mungkin kita tidak perlu Polisi dan TNI, kita cukup dengan "maling jangan nyolong", "negara lain jangan serbu", nggak akan ada tuh kejadian Ukraina dan Rusia," ungkap Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno.
Untuk mengatasi serang bertubi-tubi dari hacker ini, Dave menyampaikan, bahwa sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus ditingkatkan kemampuan keahliannya dalam mengamankan benteng pertahanan di dunia maya.
"Sudah mendapatkan anggaran cukup besar dalam beberapa tahun terakhir, bahkan tahun depan dapat anggaran besar. Nah, apakah dana besar ini dapat dimanfaatkan secara optimal meningkatkan kemampuan, SDM, dan juga apakah ada R&D yang besar juga," tuturnya.
"Kalau saya pribadi belum impressed terhadap progress-nya, kalau saya pribadi masih menginginkan ada satu kejelasan dan ketegasan untuk menanggulangi hacking dan juga pencurian data, pengejaran kepada mereka yang mencuri, karena ini juga permainan global," pungkas Dave.
Berbicara kasus dugaan kebocoran data registrasi SIM card prabayar, Kominfo masih melakukan investigasi mendalam, khususnya di mana letak kebocoran data tersebut terjadi.
Isu kebocoran data registrasi SIM card prabayar nyaring terdengar setelah akun Bjorka di forum hacker breached.to mengungkapkan memiliki 1,3 miliar data berukuran 87 GB yang isinya mencakup NIK, nomor telepon, operator seluler, tanggal registrasi.
Simak Video "Video: Soal e-SIM, Komdigi Bakal Kerja Sama BSSN untuk Cegah Data Bocor"
(agt/fay)