Kasus kebocoran data kembali terjadi, kali ini data registrasi SIM prabayar. Namun, kembali juga ada bantahan kebobolan.
Inilah runtutan polemik kebocoran data tersebut dihimpun detikINET, Jumat (2/9/2022):
1. Data registrasi SIM prabayar nongol di forum online
Seorang pengguna dengan nama Bjorka membocorkan data di forum breached.to. Disebutnya itu adalah data registrasi kartu SIM prabayar yang prosesnya dimulai dari tahun 2017.
Total ada 1,3 miliar data mencakup nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, nama operator seluler, tanggal registrasi. Ia pun memberikan contoh yang bisa didapat gratis berisi dua juta pendaftar. Sementara untuk menebus data secara penuh, harganya adalah USD 50.000.
Yang mengagetkan, si penjual mengklaim datanya sendiri berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Menurut Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, data yang disebar itu terlihat otentik setelah melihat isi datanya.
"Aku sudah download datanya dan isinya memang terlihat otentik," kata Alfons saat dihubungi detikINET, Kamis (1/9).
2. Siapa Bjorka yang misterius?
Alfons pun menjelaskan kalau Bjorka ini adalah hacker yang beberapa waktu lalu membocorkan data pengguna Indihome, yang kemudian disangkal validitas datanya oleh Telkom.
Ada beberapa hal yang membuat Alfons meyakini kalau data registrasi prabayar ini otentik. Pertama adalah adanya kecocokan nomor telepon dengan kode nomor awalan yang dipakai di operator seluler di Indonesia. Alfons mencoba menghubungi beberapa nomor telepon dan ternyata sesuai nama pemiliknya dengan data.
"Jadi sudah pasti datanya valid, itu yang jawab yah orangnya semua," tutup Alfons.
3. Penjelasan soal 1,3 miliar data
Klaim soal 1,3 miliar data dibocorkan oleh Bjorka mendapat sanggahan. Menurut Alfons itu adalah jumlah data dari 4 kolom yaitu NIK, nomor telepon, nama operator seluler dan tanggal registrasi. Selain itu, angka sebesar itu pun adalah akumulasi dari tahun 2017.
Jadi, jika Bjorka menyebut ada 1.304.401.300 data, dibagi empat, maka hasilnya adalah 326.100.325 pendaftar. Angka ini masih masuk akal jika dibandingkan dengan jumlah pendaftar SIM card pada 2018 lalu.
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri dan operator seluler pernah melakukan rekonsiliasi data usai berakhirnya registrasi SIM card prabayar pada 30 April 2018. Menkominfo saat itu, Rudiantara mengatakan jumlah pelanggan ada 254.792.157. Sedangkan, catatan operator sebelum rekonsiliasi adalah 304 juta orang, tidak beda jauh dengan angka yang diklaim Bjorka.
Halaman selanjutnya: Kominfo berkelit >>>
(fay/rns)