Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan menerapkan registrasi SIM card face recognition atau pengenalan wajah mulai 2026. Di mana data biometrik tersebut di simpan?
Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Kementerian Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah mengatakan bahwa pihaknya tidak menyimpan data biometrik para pelanggan seluler tersebut.
Disampaikannya, data tersebut tersimpan di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data seluler ini itu kan ada di Dukcapil. Kalau kita pakai perbankan juga sebuah biometrik, itu juga datanya di Dukcapil. Jadi, penyimpanan semua ada data di Dukcapil, (Komdigi) kita tidak simpan data," ungkap Edwin, Rabu (17/12/2025).
Registrasi SIM card face recogntion ini yang terlibat tidak hanya operator seluler dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), tetapi juga Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Komdigi dan Kemendagri menandatangani perjanjian kerja sama yang dilakukan antara Direktorat Jenderal Ekosistem Digital Komdigi dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Kerja sama ini memberikan hak akses dan pemanfaatan data kependudukan untuk layanan di lingkungan Ditjen Ekosistem Digital.
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Teguh Setyabudi, menyatakan kesiapan lembaganya untuk mendukung Komdigi dan ATSI dalam pengawasan.
"Kami terbuka untuk membicarakan solusinya jika ada masalah dalam pengawasan data kependudukan dalam ekosistem digital ini," ujarnya, seraya menegaskan hal ini berdasar Undang-Undang No 24 Tahun 2013.
Sementara itu, operator seluler yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengatakan kesiapannya dalam mengimplementasikan registrasi biometrik bagi pelanggan baru seluler tersebut.
Pada kesempatan ini, Direktur Eksekutif ATSI Marwan O. Baasir menegaskan komitmen keamanan data karena perator mendukung standardisasi sistem keamanan bersertifikasi ISO 27001 dan standardisasi liveness detection (pendeteksian keaslian wajah) minimal bersertifikasi ISO 30107-2 untuk mencegah pemalsuan.
"Tiga tahun terakhir kebocoran data ini tidak berasal dari operator seluler karena kami selalu upgrade semua sistem hingga data centernya. Operator sudah jalankan AI sejak 2021," tutur Marwan.
(agt/agt)