Data Registrasi SIM Prabayar yang Bocor 1,3 Miliar, Kok Banyak?
Hide Ads

Data Registrasi SIM Prabayar yang Bocor 1,3 Miliar, Kok Banyak?

Anggoro Suryo - detikInet
Kamis, 01 Sep 2022 14:13 WIB
Para pelanggan mengantri pelayanan di Gerai Telkomsel, di Jakarta, Senin (30/4/2018) salah satunya yakni layanan registrasi kartu SIM prabayar. Hari ini merupakan hari terakhir registrasi SIM Prabayar sesuai ketentuan pemerintah.
Ilustrasi registrasi kartu SIM prabayar (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Kebocoran data diduga kembali terjadi, dan sepertinya berasal dari registrasi kartu SIM prabayar yang proses registasinya dilakukan sejak 2017 lalu.

Seorang pengguna forum breached.to bernama Bjorka memposting dan mengklaim punya data 1,3 miliar pengguna yang mendaftarkan kartu SIM-nya. Namun, jumlah penduduk Indonesia saat ini baru 270-an juta. Jadi ada selisih yang lumayan besar di sana.

Namun menurut Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, data 1,3 miliar tersebut merupakan akumulasi dari empat kolom yang ada di setiap pendaftar, yaitu nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, nama operator seluler, dan tanggal registrasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"1,3 miliar ada 4 field. Jadi 1,3 miliar dibagi 4," kata Alfons.

Jadi, jika Bjorka menyebut ada 1.304.401.300 data, dibagi empat, maka hasilnya adalah 326.100.325 pendaftar. Angka ini masih masuk akal jika dibandingkan dengan jumlah pendaftar SIM card pada 2018 lalu.

ADVERTISEMENT

Rudiantara, yang kala itu menjabat Menkominfo, pernah menyebut jumlah pelanggan seluler yang sudah mendaftar pada 30 April 2018 dan bisa dipertanggungjawabkan adalah 254.792.158.

Angka tersebut merupakan hasil rekonsiliasi data yang dimiliki Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri dan operator seluler. Rekonsiliasi ini dilakukan usai berakhir registrasi SIM card prabayar pada 30 April 2018.

"Jumlah pelanggan tanggal 30 April 2018 pukul 24.00 WIB, dari 304 juta catatan operator, setelah dilakukan rekonsiliasi dan dibersihkan yang hits-nya lebih banyak, maka diperoleh angka 254.792.157. Angka ini eligible, bisa dipertanggungjawabkan," jelas Rudiantara saat itu.

Sebelumnya diberitakan, Bjorka mengklaim datanya berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Namun pihak Kominfo sendiri menepis kalau data ini berasal dari Kominfo.

"Nggak ada, bukan dari Kominfo. Formatnya juga beda. Yang ngecek Pak Ismail(Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo)," sebut Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba.

Menurut Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, data yang disebar itu terlihat otentik setelah melihat isi datanya.

"Aku sudah download datanya dan isinya memang terlihat otentik," kata Alfons saat dihubungi detikINET.

Alfons pun menjelaskan kalau Bjorka ini adalah hacker yang beberapa waktu lalu membocorkan data pengguna Indihome, yang kemudian disangkal validitas datanya oleh Telkom.

Ada beberapa hal yang membuat Alfons meyakini kalau data registrasi prabayar ini otentik. Pertama adalah adanya kecocokan nomor telepon dengan kode nomor awalan yang dipakai di operator seluler di Indonesia.

"Dari kecocokan nomor telepon dengan provider telkonya juga cocok. Sebagai gambaran kalau 62817 itu providernya Exelcomindo, kalau 62812 62811 itu telkomsel, 62815 62816 itu Indosat," jelasnya.




(asj/fay)