Perlunya Penyelidikan Lebih Lanjut Bocah Meninggal karena Ponsel Meledak
Hide Ads

Kolom Telematika

Perlunya Penyelidikan Lebih Lanjut Bocah Meninggal karena Ponsel Meledak

Alfons Tanujaya - detikInet
Minggu, 07 Agu 2022 08:56 WIB
Ponsel meledak yang tewaskan bocah Ciamis
Perlunya Penyelidikan Lebih Lanjut Bocah Meninggal karena Ponsel Meledak. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar
Jakarta -

Kasus IHM, bocah sembilan tahun yang ditemukan tewas di kediamannya dengan luka bakar pada bagian dada, menyita perhatian publik. Ia diduga meninggal dunia karena ponsel yang digunakan meledak.

Peristiwa nahas yang dialami bocah asal Desa Kiarapayung, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ini menggemparkan masyarakat. Kejadian itu terjadi pada Rabu (3/8/2022).

Ada yang perlu diluruskan mengenai berita bocah yang meninggal karena ponsel meledak. Bagian ponsel yang berpotensi melukai adalah baterai dan saat ini baterai yang banyak digunakan adalah baterai lithium, baik lithium ion ataupun lithium polimer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baterai lithium jika tercolok, kembung atau terjatuh akan mengakibatkan reaksi internal dan terbakar menimbulkan api kimia yang berbahaya dan dapat mengakibatkan luka bakar yang sangat serius.

Tetapi apakah anak yang tertidur tidak akan bangun sekalipun badannya terbakar api dan baterai lithium yang meledak dapat menyebabkan kematian instan?

ADVERTISEMENT

Ada beberapa kasus kematian karena baterai lithium yang meledak dan mengakibatkan kematian seperti baterai rokok elektrik yang meledak dan serpihannya melukai pembuluh darah arterinya. Namun hal ini tidak terjadi secara instan.

Baterai lithium yang meledak sebenarnya lebih tepat dikatakan terbakar dan tidak meledak seperti bahan peledak atau tabung gas yang meledak karena kesannya sangat menakutkan.

Dalam kasus bocah Ciamis yang meninggal karena ponsel meledak ini sebaiknya diteliti lebih jauh oleh pihak berwenang apa sebenarnya penyebab kematian si anak. Apakah benar ledakan baterai dan ada serpihan yang melukai arteri atau ada sebab lain di mana harusnya ketika mengalami luka bakar, anak akan bereaksi dan tidak diam saja.

Salah satu kemungkinan yang perlu diperhitungkan adalah charger ponsel yang bermasalah tersebut di mana ponsel tersebut dalam keadaan tercolok ke charger dan jika bocor atau korslet dapat mengirimkan arus listrik yang dapat melumpuhkan manusia sehingga tidak berdaya dan tetap diam meskipun dadanya terbakar.

Saya menyarankan pihak terkait seperti perwakilan merek ponsel yang terkait (Samsung), PLN dan pihak terkait lain turun tangan untuk memeriksa dan memastikan penyebab kematian bocah ini dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat supaya tidak mengalami ketakutan tidak tepat tetapi tetap waspada dengan baterai dan arus listrik.

Sebagai informasi, penggunaan baterai lithium ion dan lithium polimer yang cukup luas patut mendapatkan perhatian. Selain ponsel, jenis baterai ini juga dipakai di rokok elektrik, dan baterai skuter listrik yang ukurannya jauh lebih besar dan berbahaya dari baterai ponsel.

Semoga hal ini dapat diluruskan dan masyarakat bisa mendapatkan pencerahan yang baik atas ancaman baterai dan bagaimana menanganinya dengan baik.


*) Alfons Tanujaya adalah ahli keamanan cyber dari Vaksincom. Dia aktif mendedikasikan waktunya memberikan informasi dan edukasi tentang malware dan cyber security bagi komunitas IT Indonesia.




(rns/rns)