Nvidia memastikan kalau mereka sedang menginvestigasi sebuah insiden yang diduga merupakan serangan siber terhadap sistem internal mereka.
Sebelumnya memang disebut kalau Nvidia mengalami serangan siber yang membuat bisnis mereka tak bisa beroperasi selama dua hari. Sistem yang tak bisa berfungsi itu adalah sistem email dan berbagai peralatan developer milik Nvidia.
Belum diketahui apakah ada data yang dicuri atau dihapus dari server milik Nvidia akibat serangan siber tersebut, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Senin (28/2/2022).
"Kami menginvestigasi sebuah insiden. Aktivitas bisnis dan komersial kami bisa beroperasi tanpa terganggu," jelas Nvidia dalam pernyataannya.
"Kami masih mengevaluasi cakupan insiden ini dan tak punya informasi tambahan yang bisa dibagikan untuk saat ini," tambahnya. Menurut Bloomberg, insiden di Nvidia ini adalah serangan ransomware minor.
Pada Sabtu (26/2) pagi, perusahaan intelijen dark web bernama DarkTracer menyebut sindikat penyebar ransomware bernama Lapsus$ mengklaim kalau mereka ada di balik serangan ke Nvidia tersebut.
Lapsus$ adalah sindikat ransomware yang sebelumnya juga menyerang stasiun TV terbesar di Portugal. Mereka kali ini membocorkan sebuah data yang diklaim merupakan hash password karyawan Nvidia.
Mereka pun mengindikasikan kalau punya data-data Nvidia lain seperti source code dan informasi terkait GPU RTX.
Sejauh ini memang tak ada bukti yang mengkaitkan antara serangan siber ke Nvidia ini dengan serangan siber dari Rusia ke Ukraina, yang berlangsung saat invasi Rusia ke Ukraina.
Jika ternyata memang ada perusahaan asal Amerika Serikat yang menjadi target serangan siber dari Rusia, tentu hal ini akan memperkeruh keadaan. AS dipastikan akan membalas aksi provokasi semacam ini.
"Jika Rusia terus melakukan serangan siber ke perusahaan kami, infrastruktur penting kami, kami siap untuk membalas," jelas Presiden AS Joe Biden.
Simak Video "Video CEO NVIDIA Kenalkan NVLink Fusion yang Percepat Komunikasi Antar-Chip AI"
(asj/rns)