Kabar tak sedap tengah melanda OpenSea, platform penjualan NFT (non fungible token) yang tengah menanjak belakangan ini karena Ghozali Everyday. Bahkan ada rumor OpenSea kehilangan USD 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun akibat serangan hacker yang mencuri NFT.
Hacker dilaporkan berhasil mencuri ratusan Non-fungible Token (NFT) dari pengguna OpenSea. Di sinilah ada yang menyebut di media sosial bahwa kerugian mencapai USD 200 juta, namun telah dibantah.
Menanggapi kabar itu, pendiri dan CEO OpenSea, Devin Finzer, telah membantah laporan jika situsnya telah dijebol oleh hacker. Serangan yang terjadi menurutnya adalah phishing dan tidak berhubungan langsung dengan website OpenSea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai token yang dicuri sebenarnya adalah sekitar USD 1,7 juta atau Rp 24,3 miliar. Ada 254 token yang dicuri selama serangan termasuk token dari Decentraland dan Bored Ape Yacht Club.
Finzer mengakui bahwa sebagian dari user OpenSea yang terdampak telah terjebak oleh hacker itu dan NFT miliknya tercuri. Sebagian NFT itu menurutnya telah dikembalikan.
"Serangan pada saat ini sepertinya sudah tidak aktif. Beberapa NFT juga sudah dikembalikan," sebut Finzer yang dikutip detikINET dari News Bitcoin, Rabu (23/2/2022).
Tim OpenSea menurutnya masih menginvestigasi kasus ini dan email phishing seperti apa yang digunakan untik menjebak user. Disimpulkan bahwa benar sang hacker penyerang punya USD 1,7 juta dalam bentuk Ehter dari hasil menjual sebagian NFT yang dicuri itu.
"Kami tidak percaya bahwa hal ini terkoneksi dengan website OpenSea. Tampaknya sejauh ini ada 32 user yang terdampak payload program jahat dari seorang penyerang dan sebagian NFT mereka telah dicuri," cetus Finzer.
*Anda kini bisa cek harga dan perbandingan smartphone terbaru di detikINET. Silakan klik DI SINI.
(fyk/fay)