Jutaan Data Pasien COVID-19 Diduga Bocor, Ini Tindakan Kominfo
Hide Ads

Jutaan Data Pasien COVID-19 Diduga Bocor, Ini Tindakan Kominfo

Tim - detikInet
Kamis, 06 Jan 2022 22:30 WIB
BERLIN, GERMANY - DECEMBER 27:  A particpant checks a circuit board next to an oscilloscope on the first day of the 28th Chaos Communication Congress (28C3) - Behind Enemy Lines computer hacker conference on December 27, 2011 in Berlin, Germany. The Chaos Computer Club is Europes biggest network of computer hackers and its annual congress draws up to 3,000 participants.  (Photo by Adam Berry/Getty Images)
Ilustrasi. Foto: GettyImages
Jakarta -

Jutaan data pasien COVID-19 diduga bocor. Hal ini mulanya diungkap dalam sebuah akun di Raid Forums dengan ID "Astarte". Ia disebut menjual 720 GB data dan dokumen kesehatan pasien yang sebagian besar merupakan pasien COVID-19.

Dokumen yang diduga bocoran pasien COVID-19 Kemenkes itu dinamai "Indonesia - Medical Patient Information 720 GB documents and 6M database". Keseluruhan sampel medis yang disimpan disebut mencapai 3.26 GB.

Banyak netizen yang khawatir dan menanyakan tanggung jawab dari keamanan rahasia pasien COVID-19. Namun, hingga kini belum ada keterangan lebih lanjut terkait dugaan bocornya data pasien COVID-19 tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, dalam pernyataannya tentang peristiwa itu menyebutkan tanggapan sebagai berikut:

1. Merespon pemberitaan yang beredar terkait dugaan kebocoran data pasien yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan, Menteri Kominfo telah memerintahkan jajaran terkait untuk berkomunikasi secara intensif dengan Kementerian Kesehatan dan memulai proses penelusuran lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

ADVERTISEMENT

2. Kementerian Kesehatan juga tengah melakukan langkah-langkah internal merespon dugaan kebocoran yang terjadi termasuk salah satunya melakukan koordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

3. Kementerian Kominfo meminta seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) baik publik maupun privat yang mengelola data pribadi untuk secara serius memerhatikan kelayakan dan keandalan pemrosesan data pribadi yang dilakukan oleh PSE terkait baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia.

Adapun direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) dr Siti Nadia Tarmizi mengaku belum bisa memastikan kebenaran tersebut. dr Nadia menekankan temuan ini masih perlu diinvestigasi lebih lanjut.

"Ini masih ditelusuri dulu ya," beber dr Nadia saat dihubungi Kamis (6/1/2022).




(fyk/fyk)