Kebijakan Privasi Baru WhatsApp, Kelewatan atau Wajar?
Hide Ads

Kebijakan Privasi Baru WhatsApp, Kelewatan atau Wajar?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 12 Jan 2021 14:10 WIB
LONDON, ENGLAND - AUGUST 03:  A persons finger is posed next to the Whatsapp app logo on an iPhone on August 3, 2016 in London, England.  (Photo by Carl Court/Getty Images)
Kata pakar tentang kebijakan privasi baru WA (Foto: Carl Court/Getty Images)
Jakarta -

WhatsApp mengeluarkan kebijakan privasi baru. Salah satu yang disorot adalah bagaimana praktik WhatsApp berbagi data dengan Facebook. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan dari netizen, apakah kebijakan privasi baru WA termasuk wajar atau malah keterlaluan?

Pakar keamanan internet dari Vaksincom, Alfons Tanujaya memberikan pendapatnya. Menurutnya apa yang dilakukan WhatsApp tidak termasuk tindakan yang kelewat batas, apalagi bila dibandingkan dengan platform lain.

"Sebagai contoh YouTube juga melakukan hal yang sama, malah untuk yang membayar tetap diolah data video yang dilihat dan mendapatkan rekomendasi. Artinya, algoritma diterapkan juga pada user berbayar," ujarnya kepada detikINET, Selasa (12/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang dilakukan WhatsApp justru menurut Alfons adalah wujud itikad baik untuk tidak diam-diam menggunakan data pengguna. Ini merupakan langkah formal dan izin untuk melakukan share metadata pelanggannya.

"Aplikasi medsos lain juga sama saja, lihat saja hak akses yang diminta oleh program chat lain. Sama saja," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Nah yang menjadi masalah menurut Alfons, WhatsApp sudah menjadi platform yang terlalu besar dan mampu melakukan tindakan agak monopolistik sehingga konsumen sulit mendapatkan pilihan lain.

"Ini memang sifat perusahaan internet yang awalnya memberikan gratis atau subsidi dengan bakar duit. Kalau kompetitor sudah kalah dan habis lalu mereka tinggal leha-leha mendikte pasar. Karena itu mungkin ada baiknya juga memelihara messaging lain supaya WA tidak terlalu dominan," tuturnya.

"Walaupun ujung-ujungnya tetap akan sama siapa saja yang menang, asalkan ada kompetisi itu yang terbaik untuk konsumen," tandas Alfons.




(ask/fay)