Startup Akurat Satu memperkuat portofolio kecanggihan teknologi biometerik yang diusungnya. Bahkan, Akurat Satu hampir sejajar dengan Microsoft. Lantas, apa itu teknologi biometrik dan bisa membuat startup lokal ini mendunia?
Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh NIST, Akurat Satu tidak hanya lolos pada satu melainkan dua kategori, yaitu FRVT 1:N Identification dan FRVT 1:N Investigation dengan peringkat 20 besar di dunia. Peringkat tersebut melampaui perusahaan biometrik global, seperti Idemia, Cogent, Cognitech, HIK Vision, dan Toshiba.
Bahkan, startup Akurat Satu ini kalau berbicara teknologi biometrik rupanya hanya terpaut tipis dari segi peringkat yang dilihat dari kecepatan, keakuratan, juga skalabilitas terhadap populasi besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun NIST adalah lembaga standarisasi yang juga merupakan laboratorium ilmu sains tertua yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) dengan misi mendukung kreasi inovasi dan persaingan industri secara global.
Direktur Pengembangan Bisnis Akurat Satu Rionald A. Soerjanto menjelaskan 1:N atau one to many adalah tes biometrik yang dinilai lebih rumit. Kalau pada 1:1 sebuah foto dicocokkan hanya dengan satu foto yang berebda, di one to many (1:N) itu foto dicocokkan atau ditembakkan pada ratusan juta, sampai miliaran foto sekaligus, untuk menemukan kecocokkannya dalam hitungan detik.
"Jadi, kecepatan, keakuratan, dan skalabilitas terhadap jumlah foto yang banyak sangat diperlukan untuk bisa memenuhi kebutuhan yang ada di lintas industri," ujar Rionald dalam siaran persnya.
![]() |
Penggunaan sistem biometrik di Indonesia sendiri sudah meluas seiring dengan perkembangan teknologi, misalnya pemanfaatan mendeteksi adanya duplikat pada basis data biometrik atau foto wajah, mendeteksi kecurangan informasi yang diberikan berupa kredensial penting, seperti untuk kartu identitas, investigasi kriminal, pengelompokan forensik, dan lainnya.
Rionald mengungkapkan verifikasi dan identifikasi data biometrik seperti wajah manusia merupakan hal yang sangat krusial dalam dunia identifikasi dan investigasi, karena menyangkut keamanan semua pihak di era digital ini.
"Oleh karena itu, sistem yang ada harus mampu untuk melakukan verifikasi, identifikasi, dan deteksi dengan akurat dan cepat, meskipun pada jutaan data yang ada. Selain itu, juga harus mampu mendeteksi hasil foto kooperatif atau non-kooperatif serta foto orang kembar sekalipun," jelasnya.
Mendapatkan pengakuan secara global, Akurat Satu optimis dapat mendukung Indonesia dalam menyongsong industri 5.0 yang sedang ramai diperbincangkan dunia dari segi keamanan.
Dengan tersertifikasi teknologi biometrik Akurat Satu oleh NIST, membuat Asli RI yang afilisasi dan pengguna terbesar dari startup tersebut, semakin mantap dalam membantu perusahaan penyediaan layanan jasa keuangan, perusahaan berbasis teknologi dari dalam negeri maupun global dalam mencegah tindak kejahatan di dunia digital.
"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologi yang akan berguna dan bermanfaat bagi industri dan masyarakat secara luas dari segi keamanan digital," kata Direktur Akurat Satu Christian Kurniawan.
(agt/asj)