Anak Juga Bisa Nonton, Netflix: Kami Konsultasi dengan Psikolog
Hide Ads

Anak Juga Bisa Nonton, Netflix: Kami Konsultasi dengan Psikolog

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 20 Jul 2020 15:15 WIB
Tak lama setelah Netflix resmi masuk Indonesia, Telkom memblokir layanan video on demand tersebut dari bermacam jaringan internet miliknya.
Ilustrasi nonton Netflix. Foto: detikINET - Anggoro Suryo Jati
Jakarta -

Netflix menyuguhkan berbagai film dan series original Netflix untuk dewasa seperti Money Heist dan anak-anak contohnya 'My Little Pony'. Sadar bahwa banyak anak yang mengakses platform-nya, Netflix mengaku sudah berkonsultasi dengan psikolog.

Communications Manager Netflix, Kooswardini Wulandari, mengatakan Netflix berinvestasi besar untuk tayangan keluarga dan anak, begitu juga pada tayangan edukatif. Mereka juga memberi kebebasan pada seniman yang diajak kerjasama untuk berkreativitas.

"Tugas kami di Netflix, kami bekerjasama dengan psikolog anak yang mengerti kebutuhan anak untuk menyediakan tools sehingga orangtua bisa memilih pilihan yang tepat untuk anak dan tidak ada tontonan yang tidak sesuai dengan mereka," tuturnya dalam Webinar 'Pengasuhan Digital dalam Adaptasi Kebiasaan Baru', Senin (20/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Netflix menyatakan kontennya sudah dikurasi dan tayangan yang ada berasal dari berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia lewat film 'Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini' (NKCTHI) dan 'Guru-guru Gokil'.

"Berbeda dengan platform lain, Netflix harus berlangganan. Ada juga peran serta aktif para member untuk memilih tontonan apa yang ingin ditonton. Selain itu, ada tools bantuan kendali agar konsumen bisa memilih pilihan yang tepat bagi dia dan anggota keluarga mereka lainnya. yang kita lihat semua keluarga itu berbeda-beda," ucap Wulandari.

ADVERTISEMENT

Nanang A. Rachman, Asisten Deputi Perlindungan Anak Kelompok Minoritas dan Disabilitas menuturkan dalam kesempatan yang sama pun mengingatkan bahwa penetrasi internet dan dunia digital secara keseluruhan tidak dapat dihindari.

"Terdapat banyak informasi sementara anak harus memilah, ini tanggung jawab orangtua (untuk membantu). Penetrasi gawai di Indonesia sedang meningkat, tapi tidak disertai filter konten yang bisa diakses," ujarnya.

Anak-anak ini, tanpa sadar bisa kebablasan menonton tayangan yang tidak sesuai dengan umurnya, entah karena mengandung unsur pornografi, kekerasan, pengaruh ideologi, atau terjebak penyalahgunaan data pribadi.

Negara hadir mulai dari kebijakan perlindungan anak dan bersifat implementasi. Sisanya? Peranan dari orangtua untuk membantu mengawasi lewat parental control yang sudah tersedia di banyak platform.




(ask/ask)