Dalam sebuah laporan yang beredar di komunitas intelijen, pemerintahan Rusia disebut mengirimkan pesan yang disisipi malware melalui Twitter ke lebih dari 10 ribu pegawai Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
"(Pesan yang dikirim) berbeda tergantung dari ketertarikan targetnya, pesannya sendiri mencantumkan tautan ke artikel mengenai olah raga atau pun Oscar, yang terjadi pada minggu sebelumnya," tulis Time, seperti dikutip detikINET, Jumat (19/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisa dibilang ini adalah taktik baru Rusia dalam memanfaatkan media sosial. Negeri Beruang Merah itu sebelumnya (dituduh) hanya memanfaatkan akun Twitter untuk menyebarkan pengaruh politik, sementara untuk malware mereka biasanya masih memanfaatkan praktik phising.
Presiden AS Donald Trump sendiri sebelumnya pernah dikritik karena bersikukuh menggunakan ponsel Samsung Galaxy S3 yang tergolong uzur, serta tidak mempunyai keamanan yang tinggi. Seandainya saja malware ini sampai mampir ke ponsel Trump, tentu dampaknya sangat besar.
Untungnya, Trump akhir-akhir ini tak lagi menggunakan ponsel tersebut karena kicauannya terlihat dikirimkan menggunakan iPhone. Tak jelas apakah ponsel tersebut kemudian dimodifikasi untuk memperkuat keamanannya. (asj/rou)