Perusahaan keamanan internet Symantec memberikan saran agar kita selamat jadi korban ransomware. Namun jika ada yang sudah jadi korban, sebaiknya ikuti cara ini.
Halim Santoso, Director Systems Engineering Symantec ASEAN, menyarankan agar jangan pernah menuruti kemauan para penjahat cyber untuk mentransfer uang tebusan jika file kita kena sandera.
"Jangan pernah melakukannya. Karena ini murni faktor ekonomi. Karena setelah dikirimkan, belum tentu mereka akan mengirimkan kunci passwordnya," dia memperingatkan saat ditemui di Penang Bistro, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karakteristik ransomware yang ada di Android dan Android Wear, kata Halim, juga sangat mirip dengan yang ada di desktop. Pengguna tak bisa menghilangkannya bahkan ketika di-reset atau di-factory reset sekalipun.
"Satu-satunya cara adalah melakukan pencegahan. Maka biasakan untuk mem-back up file-file penting. Masalahnya, 55% orang tidak pernah back up file, 25% hanya sebagian, dan 20% tidak pernah sama sekali," pungkasnya.
Indonesia sendiri saat ini masuk urutan 41 negara yang ikut diincar ransomware. Sejak awal kemunculannya 2004 lalu, virus ini hanya dalam satu bulan berhasil meminta tebusan USD 36 ribu. Angka itupun melonjak jadi USD 1,1 juta dalam enam bulan.
(rou/fyk)