×
Ad

Ngeri! Black Hole Lahap Bintang yang Massanya Lebih Besar dari Matahari

Panji Saputro - detikInet
Minggu, 09 Nov 2025 05:45 WIB
Ilustrasi black hole. Foto: dok. European Space Agency (ESA).
Jakarta -

Sebuah lubang hitam telah menghasilkan ledakan energi yang begitu dahsyat. Hal ini terjadi setelah dirinya melahap bintang yang memiliki massa setidaknya 30 kali lebih besar daripada matahari.

Sebenarnya peristiwa ini belum dikonfirmasi sebagai tidal disruption event (TDE), tapi bila ini berhasil diverifikasi, maka akan menjadi ledakan atau suar energi paling kuat dan terjauh yang pernah tercatat.

"Jika Anda mengonversi seluruh matahari kita menjadi energi, menggunakan rumus terkenal Albert Einstein E = mc2, sebesar itulah energi yang telah tercurah dari suar ini sejak kita mulai mengamatinya," kata seorang astronom di City University of New York (CUNY), Borough of Manhattan Community College, dan American Museum of Natural History sekaligus anggota tim peneliti, KE Saavik Ford, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Live Science, Sabtu (8/11/2025).

Diketahui kalau temuan ini dapat dengan mudah melampaui pemegang rekor sebelumnya. Jadi pada 2023, fenomena ledakan kosmik bertajuk ZTF20abrbeie atau dikenal sebagai Scary Barbie, diperkirakan telah menelan sebuah bintang dengan massa antara tiga hingga 10 kali massa Matahari.

Peristiwa ini muncul dari sebuah lubang hitam raksasa, yang juga dikenal sebagai inti galaksi aktif (AGN). Lubang hitam supermasif tersebut diyakini 500 juta kali lebih masif daripada matahari. Namun memang sebenarnya jaraknya sangat jauh, yakni 10 miliar tahun cahaya (sebagai perbandingan, usia alam semesta sekitar 13,8 miliar tahun).

Selama para astronom mengamati lubang hitam tersebut dalam beberapa bulan, suar bersinar hingga 30 kali lebih terang dari suar lain yang pernah terlihat sebelumnya. Total energi yang dipancarkan atau Luminositas puncaknya bervariasi empat puluh kali lipat selama diamati.

"Energi menunjukkan objek ini sangat jauh dan sangat terang. Ini tidak seperti AGN mana pun yang pernah kami lihat," ujar penulis utama Matthew Graham, profesor riset astronomi di California Institute of Technology (Caltech), dalam pernyataannya.

Saat makalah penelitian ini ditulis, suar yang dimaksud masih berlangsung, meskipun perlahan-lahan mulai memudar. Graham mengatakan suar itu kemungkinan meredup karena bintang tersebut belum sepenuhnya dikonsumsi.

Meskipun bintang masif yang diduga tercabik-cabik di TDE merupakan temuan langka, kemungkinan ada bintang lain di luar sana. Para peneliti berencana memeriksa data di Zwicky Transient Facility (ZTF) untuk mendapatkan lebih banyak informasi terkait peristiwa ini. Mereka mengatakan Observatorium Vera C. Rubin yang baru selesai mungkin akan menemukan lebih banyak lagi hal baru di luar angkasa sana.



Simak Video "Video: Kisah Tragis Laika, Anjing Pertama yang Mengorbit ke Luar Angkasa"

(hps/asj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork