Ledakan Kosmik Aneh Muncul di Luar Bima Sakti, Ilmuwan Kebingungan
Hide Ads

Ledakan Kosmik Aneh Muncul di Luar Bima Sakti, Ilmuwan Kebingungan

Panji Saputro - detikInet
Senin, 29 Sep 2025 09:54 WIB
The orange dot at the centre of this image is a powerful explosion that repeated several times over the course of a day, an event unlike anything ever witnessed before. The image, taken with ESO’s Very Large Telescope (VLT), allowed astronomers to determine that the explosion didn’t take place in the Milky Way but in another galaxy.Β  This gamma-ray burst, named GRB 250702B, was first spotted by high-energy telescopes on 2 July, but its location was uncertain. The image shown here was taken on 3 July with the VLT’s HAWK-I infrared camera, which accurately pinpointed the location of the source. The explosion appeared to be nested within another galaxy, later confirmed by the NASA/ESA Hubble Space Telescope.Β  Different scenarios have been proposed to explain this event, such as the collapse of a massive star, or a star ripped apart by a black hole. But none of them can fully account for all the observed properties of the explosion unless the involved objects are rather unusual.
GRB 250702BDE. Foto: ESO/A. Levan, A. Martin-Carrillo
Jakarta -

Ledakan kosmik aneh yang terjadi di luar galaksi Bima Sakti sukses membuat para ilmuwan kebingungan. Ledakan ini merupakan serangkaian semburan radiasi berenergi tinggi yang terjadi berulang kali, dan dikenal sebagai ledakan sinar gamma.

Biasanya ledakan seperti ini terjadi hanya selama beberapa milidetik hingga menit. Namun letusan kali ini berbeda, karena berlangsung hampir seharian penuh pada Juli lalu.

Para ilmuwan pun tidak dapat menjelaskan fenomena yang terjadi. Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada 29 Agustus, mereka secara resmi menamai ledakan kosmik aneh tersebut GRB 250702BDE.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ledakan sinar gamma biasanya disebabkan oleh kematian bintang raksasa, tetapi merupakan peristiwa tunggal. Laporan dari Antonio Martin-Carrillo, salah satu penulis utama studi ini yang juga seorang astrofisikawan di University College Dublin, GRB ini berbeda dari yang lain dalam 50 tahun pengamatan.

ADVERTISEMENT

"Peristiwa ini membingungkan kami bukan hanya karena menunjukkan aktivitas kuat yang berulang, tetapi juga karena tampaknya bersifat periodik, sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya." ujar Martin-Carillo dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Live Science, Minggu (28/9/2025).

Ledakan ini pertama kali terlihat melalui Teleskop Luar Angkasa Sinar Gamma Fermi milik NASA pada 2 Juli. Nah anehnya, GRB ini sebelumnya sudah ditemukan menggunakan Teleskop Sinar-X pada 1 Juli. Itu berarti letusannya terjadi berulang dari awal ditemukan dengan teleskop dan tanggal yang berbeda.

Para ilmuwan pun mencoba mempelajari ledakan ini lebih detail. Awalnya mereka mengira ledakan terjadi di dalam Bima Sakti, tapi ternyata setelah diamati kembali menggunakan Very Large Telescope (VLT) oleh tim European Southern Observatory (ESO), sinyal aneh yang berhasil ditangkap itu terdeteksi berasal dari luar galaksi.

Martin-Carillo mencoba menyelidiki beberapa kemungkinan mengapa ledakan berulang terjadi. Terdapat dua skenario yang bisa menjadi penyebabnya.

"Jika sebuah bintang masif, sekitar 40 kali massa Matahari, mati, seperti pada GRB pada umumnya, maka itu pasti merupakan jenis kematian khusus di mana beberapa materi tetap menggerakkan mesin pusatnya," kata Martin-Carillo.

Penjelasan lain yang mungkin adalah bahwa ledakan radiasi dipancarkan ketika sebuah bintang, terkoyak oleh lubang hitam dalam peristiwa yang dikenal sebagai disrupsi pasang surut (TDE).

"Tidak seperti TDE yang lebih umum, untuk menjelaskan sifat-sifat ledakan ini, sebuah bintang yang tidak biasa dihancurkan oleh lubang hitam yang bahkan lebih tidak biasa lagi kemungkinan besar 'lubang hitam bermassa menengah' yang telah lama dicari. Kedua opsi tersebut akan menjadi yang pertama, menjadikan peristiwa ini sangat unik," tambahnya.

Saat ini para ilmuwan masih memantau dampak ledakan dan mencari tau penyebabnya. Mereka akan mulai dengan menentukan lokasi pasti ledakannya, dan mengukur seberapa besar energi yang dihasilkannya.

"Kami masih belum yakin apa yang menyebabkan hal ini atau apakah kami akan pernah benar-benar mengetahuinya, tetapi dengan penelitian ini, kami telah membuat langkah maju yang besar dalam memahami objek yang sangat tidak biasa dan menarik ini," pungkasnya.




(hps/hps)
Berita Terkait