Peluncuran Satelit Nusantara Lima (SNL) milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) mengalami penundaan sekitar 60 menit akibat kondisi cuaca di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Awalnya dijadwalkan pada 8 September 2025 pukul 20.02 waktu setempat atau 9 September 2025 jam 19.02 WIN. Peluncuran kini kembali ke jadwal awal pukul 20.30 waktu Orlando atau di Indonesia 08.00 WIB.
Satrio Adiwicaksono, Project Director Satelit Nusantara Lima, menjelaskan bahwa penundaan ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang kurang mendukung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ada kemungkinan penundaan 60 menit karena cuaca. Jadi, kita menunggu prakiraan cuaca terakhir. Mungkin kita masih punya jendela peluncuran selama satu setengah jam, mulai dari pukul 20.30 waktu Orlando. Mudah-mudahan, saat jendela peluncuran terbaik terbuka, kondisi cuaca seperti angin dan petir sudah membaik," ujarnya saat berbincang di Kennedy Space Visitor Center, Senin (8/9/2025).
Menurut Satrio, jendela peluncuran akan dibuka mulai pukul 20.30 hingga 22.32 waktu Orlando. Jika cuaca membaik, peluncuran diharapkan dapat berlangsung sesuai jadwal malam ini di Orlando.
Namun, jika kondisi tidak memungkinkan, tim PSN dan SpaceX akan mengevaluasi ulang untuk peluncuran pada hari berikutnya. "Jika hingga pukul 22.30 cuaca masih tidak memungkinkan, peluncuran kemungkinan akan dijadwal ulang ke hari berikutnya dengan jam yang serupa, " ungkap Satrio.
"Jam-jam ini dipilih karena di bulan September ini paling optimal untuk mengantar Satelit Nusantara Lima ke orbit 113 derajat bujur timur," tambahnya.
Satrio juga menyebutkan bahwa faktor cuaca seperti hujan dan petir menjadi perhatian utama, meskipun secara teknis semua persiapan telah rampung.
"Secara teknis, semua sudah oke. Satelit sudah dierektor, siap diluncurkan. Menurut informasi dari SpaceX, proses fueling roket P-35 akan segera dimulai. Tinggal menunggu kesiapan dan kondisi cuaca yang lebih baik," jelasnya.
Satelit Nusantara Lima, yang akan diluncurkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9, mengusung teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) dengan kapasitas 160 Gbps, terbesar di Asia. Satelit ini dirancang untuk meningkatkan konektivitas di Indonesia dan Asia Tenggara, terutama di wilayah yang sulit dijangkau serat optik dan jaringan seluler.
(rns/rns)