Indonesia bakal mencatat sejarah baru dengan peluncuran Satelit Nusantara Lima (SNL) dari Cape Canaveral, Florida, AS pada 9 September pukul 07:02 WIB menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Peluncuran ini dinilai menjadi langkah besar menuju visi Indonesia Digital 2045 yang maju, inklusif, dan berdaulat, khususnya dalam memperkuat konektivitas digital di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Infrastruktur Digital, Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto. Dia pun menyebut peluncuran Satelit Nusantara Lima sebagai kebanggaan nasional.
"Pembangunan infrastruktur satelit sangat diperlukan, khususnya di daerah-daerah seperti Kepulauan Papua dan Ambon. Nusantara Lima akan bermanfaat bagi bangsa dan negara menuju Indonesia Digital 2045 yang maju dan inklusif," ujar Wayan saat welcoming dinner peluncuran Satelit Nusantara Lima di Rosen Hotel, Orlando, Florida.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wayan menyakini Nusantara Lima bakal melanjutkan tonggak kesuksesan satelit Indonesia sebelumnya, seperti Satria I (Nusantara III) yang diluncurkan oleh PSN dan Satelit Merah Putih milik Telkom. Meski sempat menghadapi kegagalan pada proyek Nusantara II, kehadiran Nusantara Lima menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat infrastruktur digital.
Lebih dari itu, SNL disebutnya sebagai simbol ambisi Indonesia. Dengan kapasitas 150 Gbps dan teknologi VHTS, satelit ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, melampaui Satria I.
"Tentu ini adalah kebanggaan bagi bangsa sekaligus bukti nyata bahwa Indonesia mampu berdiri sejajar dalam ekosistem teknologi satelit global saat ini," ujarnya.
![]() |
Kehadiran SNL Total akan meningkatkan kapasitas satelit Indonesia menjadi kurang lebih 370 Gbps. Tentunya ini bakal mempercepat akses internet di 20.000 desa dan kelurahan yang belum terjangkau.
"Kebutuhan komunikasi satelit di daerah 3T saja mencapai 1,3 Tbps. Nusantara Lima adalah langkah besar, tapi masih banyak yang harus kita kejar," tambah Wayan.
Saat ini cakupan jaringan 4G telah mencapai 98% populasi dan 5G mendekati 5%, pun begitu satelit tetap menjadi tulang punggung untuk menjangkau wilayah terpencil. SNL yang menempati orbit geostasioner (GEO) di 113 derajat Bujur Timur mampu mengalokasikan kapasitas secara dinamis ke wilayah prioritas, seperti daerah terpencil atau zona bencana.
Karenanya Wayan menyampaikan apresiasi PSN atas dedikasi dan komitmen untuk terus berkontribusi membangun infrastruktur satelit di Indonesia serta meneruskan percepatan transformasi digital di Indonesia.
"Mari jadikan momen bersejarah ini sebagai penyemangat menuju Indonesia Digital 2045 yang maju, inklusif, dan berdaulat." pungkasnya.
(afr/afr)