Kenapa Kita Tidak Ingat Waktu Bayi?
Hide Ads

Kenapa Kita Tidak Ingat Waktu Bayi?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Minggu, 23 Mar 2025 03:30 WIB
Ilustrasi Mata Bayi Juling
Mengapa kita tidak ingat waktu bayi? Apa penyebab dari infantile amnesia? Foto: iStock
Jakarta -

Ada pengalaman yang umumnya dialami orang-orang, yakni infantile amnesia. Infantile amnesia adalah fenomena melupakan kehidupan sebelum usia tiga sampai empat tahun. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengingat saat-saat kita masih mengempeng dan menangis minta susu.

Nick Turk-Browne, profesor psikologi di Faculty of Arts and Sciences Yale dan penulis senior studi terkait hal itu, menyebutnya sebagai ingatan episodik. Turk-Browne menyebut tim peneliti menyelidiki dasar mekanistik dari amnesia infantil ini dengan memindai otak bayi yang terjaga dengan pencitraan resonansi magnetik fungsional saat mereka melakukan tugas memori.

"Ketika bayi baru saja melihat sesuatu sekali sebelumnya, kami berharap mereka akan lebih sering melihatnya saat melihatnya lagi," kata Turk-Browne.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dalam tugas ini, jika bayi lebih sering menatap gambar yang dilihat sebelumnya daripada gambar baru di sebelahnya, itu dapat diartikan sebagai bayi mengenalinya sebagai sesuatu yang familier," lanjutnya.

Namun, apa yang akan terjadi di dalam kepala para bayi sehingga bisa lupa memori saat kecil mereka? Hingga saat ini, pendapat umum adalah bahwa bayi tidak dapat membentuk ingatan episodik karena bagian otak yang bertanggung jawab untuk melakukannya, yakni hipokampus, belum cukup berkembang.

ADVERTISEMENT

Ke mana perginya memori tersebut juga tidak dapat dijelaskan oleh Turk-Browne dan rekan-rekannya. Akan tetapi, mereka punya kemungkinan.

Bisa jadi memori itu diciptakan, tetapi hanya disimpan dalam jangka pendek. Jadi misalnya ketika penelitian tim yang sedang berlangsung, ingatan itu masih ada, tetapi entah bagaimana terkunci, tidak dapat diakses oleh otak dewasa kita.

Pada dasarnya, sepertinya amnesia masa kanak-kanak adalah masalah ingatan, menurut Turk-Browne.

"Kami berupaya melacak ketahanan ingatan hipokampus di masa kanak-kanak dan bahkan mulai mempertimbangkan kemungkinan radikal, hampir seperti fiksi ilmiah, bahwa ingatan itu mungkin bertahan dalam beberapa bentuk hingga dewasa, meskipun tidak dapat diakses," jelasnya. Penelitian ini telah dipublikasikan di Science, sebagaimana dikutip dari IFLScience.




(ask/ask)
Berita Terkait