Awali 2025, Matahari Semburkan Suar Dahsyat Bikin Radio di Bumi Padam
Hide Ads

Awali 2025, Matahari Semburkan Suar Dahsyat Bikin Radio di Bumi Padam

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 05 Jan 2025 14:13 WIB
Ledakan suar matahari terbesar dalam empat tahun terakhir.
Ilustrasi ledakan suar matahari. Foto: NASA
Jakarta -

Mengawali 2025, Matahari langsung melepaskan suar surya dahsyat kelas X.12, salah satu ledakan terkuat Matahari, pada Jumat (3/1/2025).

Semburan energi dari wilayah bintik matahari yang dikenal sebagai AR 3947 itu memicu peristiwa pemadaman radio di beberapa wilayah Bumi, tepatnya di Atlantik Selatan, Afrika, dan daerah lainnya di Amerika Selatan bagian timur, seperti dikutip dari Space, Minggu (5/1/2025).

Ketika pemadaman itu terjadi, mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh sinyal radio frekuensi tinggi (HF) di wilayah yang saat itu sedang disinari Matahari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal sebelumnya, sebelum menutup tahun 2024, suar surya kategori yang juga sama besarnya terjadi atau kelas X1.1 telah terjadi pada Minggu (29/12/2024).

Sebagai informasi, Suar matahari diklasifikasikan dalam skala 4 kelas , dan seiring dengan peningkatan skala dalam kelas, setiap suar sepuluh kali lebih kuat daripada kelas di bawahnya.

ADVERTISEMENT

Suar kelas X tetap berada di posisi teratas sebagai yang terkuat, diikuti oleh suar kelas M yang paling kuat kedua, lalu kelas C dan kelas terbawah, B. Setiap huruf yang mewakili kelas juga disertai dengan angka, yang menunjukkan kekuatan suar individual (dalam kasus ini, 1,2).

Peristiwa ini masuk dalam kategori pemadaman listrik R3 pada Skala Cuaca Antariksa Pusat Prediksi Cuaca Antariksa (SWPC) milik Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) , yang menilai seberapa besar suar matahari akan menyebabkan pemadaman listrik radio dan dampak apa saja yang dapat dikaitkan dengannya.

Skala tersebut berkisar dari R1 hingga R5, yang berarti peristiwa pemadaman listrik ini dinilai sebagai "Kuat," tepat di bawah "Parah" (R4) dan "Ekstrem" (R5).

Dalam diskusi prakiraan SWPC terkini, para ilmuwan mengindikasikan bahwa tidak ada lontaran massa koronal (CME) yang teramati dapat berdampak pada Bumi setelah jilatan matahari.

CME merupakan gabungan medan magnet dan semburan plasma yang dapat menyebabkan badai geomagnetik di Bumi. Badai ini dapat mengganggu jaringan listrik dan bahkan memicu aurora di lintang rendah, yang juga dikenal sebagai aurora borealis atau cahaya utara.

Peramal SWPC juga menyampaikan bahwa kemungkinan akan ada pemadaman radio tambahan kecil hingga sedang yang menyertai aktivitas tambahan dari wilayah bintik matahari aktif hingga akhir pekan (5 Januari).




(agt/rns)
Berita Terkait