Bumi Makin Membara, Olimpiade Musim Panas Disarankan Digeser
Hide Ads

Bumi Makin Membara, Olimpiade Musim Panas Disarankan Digeser

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 30 Jul 2024 12:43 WIB
Paris 2024 Olympics - Opening Ceremony - Paris, France - July 26, 2024. Overview of the Trocadero venue, with the Eiffel Tower looming in the background while the Olympic flag is being raised, during the opening ceremony of the Paris 2024 Olympic Games.  FRANCOIS-XAVIER MARIT/Pool via REUTERS      TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: Francois-Xavier Marit/Pool/Reuters
Jakarta -

Seiring Bumi semakin panas, para ilmuwan dan pejabat Olimpiade berdebat tentang berapa lama lagi Olimpiade dapat tetap diadakan secara rutin di musim panas. Mungkinkah Olimpiade musim gugur menjadi hal yang biasa?

Olimpiade Paris yang saat ini sedang berlangsung mungkin akan mendapatkan rekor yang tidak ingin dipecahkan siapa pun, yakni Olimpiade dengan suhu terpanas yang pernah diselenggarakan.

Sejauh ini, pemegang gelar yang tidak diinginkan itu adalah Olimpiade Tokyo 2021 dengan suhu di atas 34°C disertai kelembaban tinggi. Suhu panas ini menyebabkan sejumlah atlet muntah dan pingsan di garis finish atau dibantu kursi roda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gelombang Panas Hantui Paris

Sebelum Olimpiade Paris dimulai, telah ada prakiraan kemungkinan adanya gelombang panas sehingga suhu tinggi bisa berbahaya bagi kegiatan olahraga.

Para petugas Olimpiade berusaha keras untuk menjaga keselamatan atlet, termasuk menawarkan bantuan pendinginan dengan mandi es dan handuk dingin, pemantauan suhu secara teratur, dan mengalihkan olahraga ketahanan yang lebih berat ke hari yang diprakirakan lebih dingin.

ADVERTISEMENT

Di dunia yang semakin memanas ini, haruskah mempertimbangkan solusi lebih sederhana, yakni menyelenggarakan pertandingan di waktu yang terhindar dari panasnya Matahari musim panas.

"Baru-baru ini suhu menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan," kata Profesor Mike Tipton, ahli fisiologi panas di University of Portsmouth, dikutip dari INEWS UK, Selasa (30/7/2024).

"Jika Anda salah dalam mengonsumsi makanan, Anda tidak akan bisa cepat pulih. Namun, jika Anda kepanasan, kesehatan Anda akan terancam," sebutnya.

Bahaya bagi atlet menjadi pokok bahasan laporan terkini Profesor Tipton, berjudul Rings of Fire: Heat Risks at the 2024 Paris Olympics. Dampak kesehatan berasal dari kepanasan dan keringat berlebih, dengan efek yang berkisar dari kram otot, kelelahan karena panas, hingga sengatan panas, saat suhu inti tubuh melebihi 40,5°C dan merupakan keadaan darurat medis.

Atlet paling berisiko dalam acara ketahanan yang melelahkan, di antaranya seperti maraton, triatlon, tenis, dan jalan cepat sejauh 20 km. Namun, panas juga dapat menyebabkan performa yang lebih buruk dalam kegiatan yang tidak terlalu melibatkan fisik.

"Jika Anda melakukan olahraga seperti menembak dengan pistol, maka hanya dengan meneteskan sedikit keringat di dahi sudah cukup untuk membuat Anda tidak bersemangat," kata Profesor Tipton.

Peningkatan Kadar Ozon

Di daerah perkotaan seperti Paris, suhu yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan gas ozon, yang terbentuk dalam reaksi kimia yang dipicu sinar Matahari antara zat-zat dalam asap knalpot mobil.

Ozon umumnya hanya memengaruhi kesehatan pada orang tua atau orang dengan masalah pernapasan. Tetapi beberapa atlet mungkin sangat sensitif terhadap ini, kata Profesor Valerie Bougault, ilmuwan olahraga di Universitas Côte d'Azur.

"Beberapa atlet mungkin bereaksi terhadap ozon, dan mereka mengalami kesulitan bernapas, mereka memiliki batuk, dan beberapa dari mereka harus berhenti berolahraga," kata Profesor Bougault.

Selama empat tahun terakhir, kadar ozon di Paris melampaui batas aman yang direkomendasikan antara Juli dan September pada 20 hari per bulan.

Para pesaing dalam acara olahraga musim panas selalu harus berjuang melawan panas, tetapi masalah ini diperburuk oleh perubahan iklim.

Meskipun sejauh ini,suhu global rata-rata hanya meningkat sedikit di atas 1°C sejak akhir abad ke -19, suhu rata-rata di Paris di musim panas telah meningkat sekitar 3°C sejak 1924, terakhir kalinya Olimpiade diadakan di ibu kota Prancis.

Bukan hanya kenaikan rata-rata yang penting: cuaca ekstrem kini lebih mungkin terjadi, dengan musim panas yang sangat panas 10 kali lebih umum.

"Sementara suhu global terus meningkat, perubahan iklim harus semakin dilihat sebagai ancaman eksistensial bagi olahraga," kata Lord Sebastian Coe, presiden World Athletics, dalam laporan Rings of Fire.

Olimpiade Musim Panas berikutnya akan diadakan di Los Angeles pada tahun 2028, dan kekhawatiran akan cuaca panas kemungkinan besar akan sama kuatnya. Namun, hal itu tidak akan menjadi masalah selama Olimpiade 2032, yang akan diadakan di Brisbane, Australia, ketika musim dingin akan terjadi di belahan Bumi selatan dan suhu biasanya tidak melebihi 22°C.




(rns/fay)