Olahraga Renang Tidak Ada di Olimpiade Zaman Kuno, Kenapa?
Hide Ads

Olahraga Renang Tidak Ada di Olimpiade Zaman Kuno, Kenapa?

Rachmatunnisa - detikInet
Sabtu, 27 Jul 2024 20:03 WIB
People watch as former British Olympic artistic swimmers Asha George and Katie Clark together with Sisy Wang and Emily Kuhl, all of Aquabatix, perform in a large water tank to mark 100 days before the 2024 Paris Olympic Games starts, at Covent Garden in London, Britain, April 17, 2024. REUTERS/Toby Melville
Olahraga Renang Tidak Ada di Olimpiade Zaman Kuno, Kenapa? Foto: REUTERS/Toby Melville
Jakarta -

Perenang Mark Spitz dan Michael Phelps mungkin termasuk di antara atlet Olimpiade modern terhebat. Namun prestasi mereka di kolam renang tidak akan begitu dihargai di zaman Yunani Kuno.

Faktanya, renang tidak pernah menjadi cabang olahraga dalam sejarah Olimpiade asli. Padahal, sebagian besar orang Yunani tahu cara berenang dan bahkan bangga dengan kemampuan mereka di air.

Olimpiade Kuno diadakan antara abad kedelapan dan keempat SM dan mencakup berbagai cabang olahraga seperti gulat, tinju, dan pentathlon. Pada periode ini, mengatakan seseorang tidak bisa membaca atau berenang adalah sebuah penghinaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, keterampilan di air dianggap sebagai atribut yang terhormat. Oleh karena itu, para sejarawan bingung mengapa olahraga ini tidak pernah diikutsertakan dalam Olimpiade.

Dalam upaya memecahkan teka-teki tersebut, beberapa cendekiawan berhipotesis bahwa renang dikecualikan karena tidak dianggap sebagai aktivitas militer, dan bahwa semua olahraga Olimpiade harus melibatkan disiplin ilmu yang berguna di medan perang.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi, sejarawan terkenal Herodotus telah menggambarkan bagaimana tentara Yunani dapat lolos dari pembantaian selama Perang Persia dengan berenang ke tempat yang aman, sementara laporan lain menyatakan bahwa perenang digunakan untuk mengirimkan perbekalan kepada orang Sparta yang terkepung selama Perang Peloponnesos.

Telah dicatat pula bahwa banyak pertandingan Olimpiade Kuno tidak ada kaitannya dengan peperangan dan tidak termasuk dalam latihan militer pada umumnya, misalnya lompat tinggi dan cakram.

Dr. Edward Clayton dari Central Michigan University, menolak teori militer dengan menulis makalah yang mengemukakan bahwa ketiadaan renang di Olimpiade Kuno karena dinilai acara tersebut dapat dimenangkan oleh nelayan, penyelam tiram, atau orang lain yang mencari nafkah dari renang.

"Olimpiade bukan hanya tentang kecakapan olahraga. Sebaliknya, Olimpiade memberi kesempatan bagi para kontestan untuk menunjukkan keindahan dan keunggulan jiwa mereka, karakteristik yang dikenal sebagai arete," tulis Clayton seperti dikutip dari IFL Science.

"Ini berarti bahwa mereka harus berasal dari keluarga yang mampu memiliki arete seperti itu, dan di Athena, ini berarti kelas aristokrat," ujarnya.

Namun, para nelayan dan orang lain yang berenang sebagai bagian dari pekerjaan mereka, akan termasuk dalam kelas pekerja, yang dikenal sebagai banausoi.

Berdasarkan definisi, mereka tidak memiliki arete yang diperlukan untuk dianggap sebagai atlet, dan oleh karena itu, cabang olahraga apa pun yang mereka kuasai tidak dapat dianggap sebagai cabang olahraga Olimpiade.

Menurut orang-orang seperti Aristoteles, aktivitas yang tidak berguna justru merusak tubuh dan jiwa alih-alih menyempurnakannya, dan secara umum diterima bahwa tidak ada atlet sejati yang dapat menggunakan tubuhnya untuk keuntungan ekonomi.

"Pada masa itu, tidak masuk akal untuk mengaitkan pertandingan atletik dengan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan uang, atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang harus bekerja untuk mencari nafkah," tulis Clayton.

Jadi, pada akhirnya, setiap pertandingan yang mungkin dimenangkan oleh seseorang yang tidak memiliki prasyarat bagi 'jiwa yang indah' tidak akan pernah dapat dimasukkan dalam kompetisi atletik, dan renang tentu saja termasuk ke dalam kategori ini.

Selain itu, orang Yunani Kuno percaya bahwa arete tercermin dalam kecantikan fisik seorang pria, dan menunjukkan kualitas jasmaniah ini merupakan komponen penting dari semua cabang olahraga Olimpiade. Menurut penulis studi, hal ini sebagian menjelaskan mengapa atlet Olimpiade berlaga tanpa busana, memastikan bahwa keunggulan mereka terlihat sepenuhnya dan dapat dinikmati oleh semua penonton.

"Tidak dapat disangkal lagi bahwa kompetisi atletik memiliki unsur erotis yang kuat bagi orang Yunani kuno. Pertandingan renang tidak akan memungkinkan adanya unsur kompetisi ini, karena kompetisi semacam itu jelas akan berlangsung di dalam air, yang akan menghalangi pandangan para penonton," urainya.

"Tubuh mereka tidak akan terlihat berkilauan karena minyak dan debu seperti halnya para pesaing di cabang olahraga lainnya. Bahkan, akan sulit melihat keindahan atlet renang saat mereka beraksi di dalam air," kata Clayton.




(rns/rns)