Beruang Penebar Teror Mati Bersama Korban Manusia Terakhirnya
Hide Ads

Beruang Penebar Teror Mati Bersama Korban Manusia Terakhirnya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 07 Mar 2024 11:15 WIB
beruang
Beruang. Foto: Istimewa
Jakarta -

Seekor beruang yang diduga sering meneror manusia, ditemukan tewas bersama seorang manusia yang kemungkinan adalah korban terakhirnya. Beruang ini diduga kuat terkait dengan serangkaian serangan lain di wilayah tersebut, mengikuti tren peningkatan serangan beruang di Jepang pada tahun ini.

Pada 2 November, polisi menemukan sisa manusia di Gunung Daisengen di pulau Hokkaido. Analisis DNA mengungkap jenazah itu seorang mahasiswa berusia 22 tahun, Kanato Yanaike, yang hilang saat mendaki pada 29 Oktober. Bangkai beruang coklat (Ursus arctos) ditemukan dekat jasadnya.

Hasil postmortem jenazah Yaniake mengungkapkan penyebab kematiannya adalah syok akibat pendarahan hebat. Ini menunjukkan bahwa beruang tersebut kemungkinan besar membunuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikINET dari Live Science, masih belum jelas apa yang membunuh beruang tersebut. Ilmuwan dari Organisasi Penelitian Hokkaido akan menyelidiki isi perutnya untuk mencoba menentukan penyebabnya.

Jasad tersebut terletak di dekat lokasi di mana tiga pria lainnya diserang beruang coklat pada 31 Oktober. Dua di antara pria terluka parah, namun pria ketiga berhasil melawan beruang tersebut dengan pisau dan mengusirnya. Polisi setempat sedang menyelidiki kemungkinan beruang itu bertanggung jawab atas semua serangan tersebut.

ADVERTISEMENT

Jepang saat ini mengalami tahun terburuk akibat serangan beruang dalam lebih dari seabad. Sejak April, ketika serangan pertama dilaporkan, setidaknya 158 orang terluka dan dua kematian dikonfirmasi, tak termasuk serangan terbaru di Hokkaido. Sebelum tahun ini, tidak ada korban jiwa akibat serangan beruang di sana selama lebih dari satu dekade.

Para ahli percaya peningkatan serangan ini disebabkan penurunan jumlah biji pohon ek dan makanan lain. Ini sangat berbeda dengan tahun lalu, ketika jumlah makanan beruang meroket dan menghasilkan lebih banyak anak beruang berukuran besar. Kombinasi dari jumlah beruang muda yang lebih besar dan berkurangnya ketersediaan makanan kemungkinan besar memperburuk situasi.

Jepang juga mengalami peningkatan populasi beruang berkat upaya konservasi untuk menghidupkan kembali populasi beruang yang sebelumnya menyusut. Di Hokkaido, jumlah beruang coklat mencapai sekitar 11.700 ekor, lebih dari dua kali lipat jumlahnya dibandingkan tahun 1990.




(fyk/fyk)
Berita Terkait