Mengejutkan! Bintang Melintas Bisa Ubah Iklim Bumi dan Orbit
Hide Ads

Mengejutkan! Bintang Melintas Bisa Ubah Iklim Bumi dan Orbit

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 01 Mar 2024 13:30 WIB
Bintang
Bintang yang Melintas Bisa Ubah Orbit dan Iklim Bumi. Foto: NASA
Jakarta -

Perubahan iklim Bumi saat ini disebabkan oleh aktivitas manusia, namun tarikan gravitasi planet lain juga dapat menyebabkan pola iklim jangka panjang dengan sedikit mengubah orbit planet kita. Penelitian menunjukkan bahwa bintang-bintang masif yang melintas juga dapat mengubah jalur Bumi.

Tarikan kosmik ini mungkin membatasi kemampuan peneliti untuk mempelajari hubungan antara perubahan orbit Bumi di masa lalu dan iklim planet kita.

Aspek jalur Bumi mengelilingi Matahari berubah seiring waktu. Misalnya, bentuk orbit Bumi berubah antara hampir melingkar dan elips setiap 100 ribu tahun atau lebih, seiring tarikan Jupiter dan Saturnus terhadap Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena yang disebut Siklus Milankovitch ini memengaruhi jumlah radiasi Matahari yang diterima planet kita, sehingga mengubah sebagian iklim dan secara berkala mengirim kita ke Zaman Es.

Simulasi yang dijalankan mundur dapat membantu mengidentifikasi perubahan orbit planet. Namun seperti ramalan cuaca, pengukuran ini menjadi kurang akurat dalam rentang waktu yang lebih lama, karena ketidakpastian jalur planet meningkat secara eksponensial.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, para ilmuwan sebelumnya percaya bahwa mereka hanya dapat memprediksi jalur Bumi secara akurat dalam kurun waktu sekitar 70 juta tahun terakhir.

Simulasi semacam itu mempunyai kelemahan lain. Mereka menganggap Tata Surya adalah sebuah gelembung. Namun, sebagai bagian dari Bima Sakti, ia menerima pengunjung intragalaksi secara teratur.

Bintang-bintang diperkirakan melintas dalam jarak 200.000 unit astronomi (AU) dari Matahari atau kira-kira 20 kali setiap juta tahun atau lebih. Untuk diketahui , 1 AU kira-kira berjarak 150 juta kilometer, atau kira-kira jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari.

Faktanya, pada Desember 2023, para peneliti menghitung bahwa bintang seperti itu dapat terbentuk dalam waktu satu miliar tahun. Studi tersebut menginspirasi dua anggota tim yang sama untuk melihat dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bintang yang lewat terhadap orbit Bumi di masa lalu.

"Kami baru saja memutuskan untuk melihat apa yang akan terjadi jika kami mulai menerbangkan sekumpulan bintang melewati tata surya dalam simulasi," kata Nathan Kaib, ilmuwan senior di Planetary Science Institute di Arizona, Amerika Serikat.

Kaib dan rekan penulisnya, Sean Raymond, seorang astronom di University of Bordeaux di Prancis, menggunakan model komputer untuk menghasilkan seratus prakiraan mundur mengenai jalur planet-planet di Tata Surya. Penelitian ini dipublikasikan 14 Februari di The Astrophysical Journal Letters, seperti dilihat Jumat (1/3/2024).

Setiap simulasi dijalankan hingga eksentrisitas Bumi (jumlah penyimpangan orbit planet dari lingkaran sempurna) berubah dari nilainya saat ini sebesar 10%, setelah itu simulasi menjadi tidak dapat diandalkan.

Dalam beberapa skenario, para peneliti mengizinkan bintang mirip Matahari mendekat dalam jarak 200.000 AU dari Matahari. Mereka menemukan bahwa memasukkan penerbangan lintas bintang memangkas rentang waktu perkiraan dari 77 juta tahun menjadi hanya 62 juta tahun di masa lalu.

Para peneliti juga menemukan bahwa bintang-bintang menciptakan efek domino langit, menarik raksasa gas yang kemudian menyenggol Bumi.

Kaib dan Raymond kemudian beralih dari yang umum ke yang khusus, memusatkan perhatian pada bintang yang terakhir melewati Tata Surya, 2,8 juta tahun yang lalu yakni HD 7977 seukuran Matahari.

BintangSimulasi perubahan orbit menggunakan bintang HD 7977. Foto: NASA

Perhitungan menunjukkan bahwa HD 7977 mungkin mendekati Matahari pada jarak yang jauh. Sebanyak 13.200 AU tetapi mungkin mendekati 3.900 AU. Jika jarak yang lebih kecil ini benar, para peneliti menemukan bahwa jendela perkiraan orbit Bumi berkurang menjadi hanya 50 juta tahun. Setelah itu, orbitnya menjadi terlalu eksentrik untuk diprediksi.

Jangka waktu perkiraan yang dipersingkat ini telah membingungkan para ahli iklim yang mempelajari iklim Bumi purba, karena banyak yang percaya bahwa Maksimum Termal Paleosen-Eosen, yaitu interval pemanasan global sekitar 56 juta tahun yang lalu, terjadi ketika orbit Bumi membuat planet kita semakin dekat dengan Matahari. Namun kini, karena teori jalur bumi tidak lagi dapat diandalkan, para ahli iklim harus menyelidiki alasan lain, seperti faktor geologi.

Temuan penelitian ini juga mempunyai implikasi untuk masa depan. Kaib mengatakan pengunjung bintang berikutnya adalah Gliese 710, yang akan melintas dalam jarak 10.000 hingga 15.000 AU Matahari 1,3 juta tahun dari sekarang.

"Apakah gangguan ini menurunkan kemampuan kita untuk meramalkan evolusi orbit Bumi di masa depan, masih menjadi pertanyaan terbuka," pungkasnya.




(rns/fay)