Kiamat Semakin Dekat, Ada Tanda dari Bawah Samudra Atlantik
Hide Ads

Kiamat Semakin Dekat, Ada Tanda dari Bawah Samudra Atlantik

Tim - detikInet
Senin, 26 Feb 2024 05:42 WIB
The USS Gerald R. Ford completes its first scheduled Full Ship Shock Trial in the Atlantic Ocean on June 18, 2021 (Jackson ADKINS US NAVY/AFP)
USS Gerald R Ford saat menjalani uji coba di Samudra Atlantik. Foto: Jackson ADKINS US NAVY/AFP
Jakarta -

Tanda kiamat muncul di bawah tanah dan Samudra Atlantik. Jumlah air makin lama makin menyusut, perubahan iklim pun jelas terlihat di Atlantik. Tentu saja ini membawa dampak buruk bagi Bumi.

Mengutip CNBC, Senin (26/2/2024) sebuah penelitian menemukan jumlah air di Samudra Atlantik semakin lama makin menyusut dengan jumlah signifikan dibandingkan 30-40 tahun lalu. Dalam catatan penelitian dari UC Santa Barbara, penyusutan mencapai mencapai 71%, jauh di atas 16% pada periode 1980-1990 lalu.

Selain itu, penurunan terjadi tiga kali lipat pada beberapa tempat dari yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian ini didapatkan dari pengumpulan data dari catatan nasional, subnasional, serta lembaga lainnya.

Lebih lanjut, perubahan iklim terlihat jelas di Samudera Atlantik, di mana titik kerusakan sirkulasi Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) dilaporkan terjadi lebih cepat. AMOC adalah arus teluk dan arus kuat lainnya. Ini merupakan sabuk pengangkut laut yang membawa panas, karbon dan nutrisi dari daerah tropis ke Lingkaran Arktik yang menjadi tempat mendingin dan tenggelam ke laut dalam.

Ditemukan bahwa AMOC berada dalam perubahan yang mendadak. Kejadian ini bahkan belum pernah terjadi sejak lebih dari 10.000 tahun lalu dan dampaknya bakal meluas pada sebagian besar dunia.

Berdasarkan penelitian, perubahan suhu pada permukaan laut akan dalam titik kritis terjadi antara 2025-2095. Namun temuan tersebut dibantah oleh Kantor Meteorologi Inggris.

"Sangat tidak mungkin terjadi pada abad ke 21," tulis lembaga tersebut.




(ask/fay)