China Klaim Ada Senjata Genetika Mengerikan, Incar Ras Tertentu
Hide Ads

China Klaim Ada Senjata Genetika Mengerikan, Incar Ras Tertentu

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 02 Nov 2023 17:00 WIB
3D medical background with DNA strand
China Klaim Ada yang Bikin Senjata Genetika, Incar Ras Tertentu. Foto: Thinkstock
Jakarta -

China mengklaim teroris telah 'mempersenjatai' diri mereka dengan senjata genetik buatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang menargetkan ras tertentu.

Kementerian Keamanan Nasional China mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan bahwa organisasi non-pemerintah 'tertentu' merekrut 'sukarelawan' dari China untuk mengumpulkan data distribusi keanekaragaman hayati dengan kedok penelitian spesies biologis.

Pernyataan tersebut mencatat bahwa negara-negara asing ini sedang merekayasa senjata untuk memburu perbedaan genetik yang terkait dengan etnis atau ras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dibandingkan dengan senjata biologis tradisional dan senjata kimia, senjata genetik lebih mudah disembunyikan, menipu, mudah menyebar dan berbahaya dalam jangka panjang, serta sulit dicegah, sulit diisolasi, dan berbiaya rendah. Sekali digunakan dalam perang, konsekuensinya akan sangat buruk," tulis kementerian tersebut.

Mengantisipasi serangan ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memastikan pengujian keselamatan model seperti ChatGPT dari OpenAI dan Bard dari Google. Ia yakin bahwa metode ini akan memastikan bahwa kecerdasan buatan (AI) tidak digunakan untuk menciptakan nuklir atau senjata biologis dan genetika.

ADVERTISEMENT

China Dituding Siapkan Senjata

Meskipun China yakin negaranya adalah target, calon presiden AS Robert Kennedy Jr sebelumnya pernah menyatakan bahwa justru China yang mengembangkan senjata biologis etnis.

Kandidat dari partai independen ini juga mencatat bahwa COVID-19 direkayasa untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi dan China. Sebaliknya, Kementerian Keamanan Nasional China menuduh negara-negara asing ini dapat menyerang warganya karena organisasi tersebut memanfaatkan orang China untuk mencuri data spesies, yang kemudian diunggah ke aplikasi di smartphone.

Seperti dikutip dari Global Times, jika model AI diberi sampel genetik manusia yang cukup, model tersebut dapat menganalisis dan memahami karakteristik genetik unik dari setiap kelompok etnis.

"Mempertahankan biosekuriti adalah tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. Setiap orang harus membangun rasa keamanan hayati dan mengambil kebijaksanaan dari pembelajaran dalam menghadapi risiko keamanan hayati, seperti keadaan darurat kesehatan masyarakat," kata kementerian tersebut.

Berita ini muncul dua tahun setelah sebuah laporan mengklaim para ilmuwan China sedang mempersiapkan Perang Dunia Ketiga dengan menggunakan senjata biologis dan genetika.

Makalah yang mengejutkan tersebut menegaskan bahwa senjata tersebut akan menjadi senjata inti untuk meraih kemenangan dalam konflik semacam itu, bahkan menguraikan kondisi sempurna untuk melepaskan senjata biologis dan mendokumentasikan dampaknya terhadap 'sistem medis musuh'.

Bukti terbaru bahwa China mempertimbangkan potensi militer dari virus corona SARS sejak awal tahun 2015 juga telah menimbulkan kekhawatiran baru mengenai penyebab COVID-19, dengan beberapa pejabat masih percaya bahwa virus tersebut bisa saja lolos dari laboratorium di China.

Dokumen yang dibuat oleh para ilmuwan dan pejabat kesehatan Tentara Pembebasan Rakyat China, merinci penelitian yang memanipulasi penyakit untuk membuat senjata 'dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya.'




(rns/rns)