Kurang lebih sepekan setelah berhasil mendaratkan wahana Chandrayaan-3 di kutub selatan Bulan, India tancap gas meluncurkan roket untuk mengantarkan misi Aditya-L1 ke Matahari. Persaingan eksplorasi luar angkasa pun makin seru.
Saat ini, negara-negara dengan teknologi luar angkasa yang maju, berlomba ingin mencapai Bulan dan mengeksplorasinya. Tak hanya Bulan, Mars dan Matahari juga menjadi target lainnya untuk dijelajahi.
Selain India, berikut adalah negara-negara yang berlomba ke Matahari, seperti dirangkum dan dikutip detikINET dari The Hindu, Senin (4/9/2023)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amerika Serikat
Badan antariksa nasional AS NASA, meluncurkan Parker Solar Probe pada Agustus 2018. Pada Desember 2021, Parker Solar Probe terbang melintasi atmosfer bagian atas Matahari, korona, dan mengambil sampel partikel serta medan magnet di sana. Ini adalah pertama kalinya sebuah pesawat ruang angkasa menyentuh Matahari.
Pada Februari 2020, NASA bekerja sama dengan badan antariksa Eropa ESA, meluncurkan Solar Orbiter untuk mengumpulkan data guna mengetahui bagaimana Matahari menciptakan dan mengendalikan lingkungan ruang angkasa yang terus berubah di seluruh Tata Surya.
Misi eksplorasi Matahari NASA lainnya yang masih aktif hingga sekarang adalah Advanced Composition Explorer yang diluncurkan pada Agustus 1997, Solar Terrestrial Relations Observatory pada Oktober 2006, Solar Dynamics Observatory yang diluncurkan Februari 2010, dan Interface Region Imaging Spectrograph yang diluncurkan pada Juni 2013.
Selain itu, pada bulan Desember 1995, NASA, ESA dan JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) bersama-sama meluncurkan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO).
Jepang
JAXA, badan antariksa nasional Jepang, meluncurkan satelit observasi Matahari pertamanya, Hinotori (ASTRO-A) pada tahun 1981. Tujuan misi ini adalah untuk mempelajari jilatan api Matahari menggunakan sinar-X.
Misi eksplorasi surya JAXA lainnya adalah Yohkoh (SOLAR-A) yang diluncurkan pada tahun 1991, SOHO bersama NASA dan ESA pada tahun 1995, dan Transient Region and Coronal Explorer (TRACE) bersama NASA pada tahun 1998.
Pada tahun 2006, Hinode (SOLAR-B) diluncurkan. Misi ini merupakan penerus Yohkoh (SOLAR-A), observatorium surya yang mengorbit. Jepang meluncurkannya bekerja sama dengan AS dan Inggris. Tujuan Hinode, sebuah satelit observatorium, adalah untuk mempelajari dampak Matahari terhadap Bumi.
Eropa
Pada Oktober 1990, ESA meluncurkan wahana Ulysses untuk mempelajari lingkungan luar angkasa di atas dan di bawah kutub Matahari. Selain misi surya yang diluncurkan bekerja sama dengan NASA dan JAXA, ESA juga meluncurkan Proba-2 pada Oktober 2001.
Proba-2 adalah seri kedua dari Proba, yang dibangun berdasarkan pengalaman sukses Proba-1 selama hampir delapan tahun, bahkan saat Proba-1 bukanlah misi eksplorasi Matahari.
Pada On-Board Proba-2 terdapat empat percobaan, dua di antaranya adalah percobaan pengamatan Matahari.
Proba adalah singkatan dari Project for On-Board Autonomy. Misi surya ESA yang akan datang termasuk Proba-3, dijadwalkan meluncur tahun 2024 dan Smile yang dijadwalkan meluncur tahun 2025.
China
Advanced Space-based Solar Observatory (ASO-S) sukses diluncurkan oleh National Space Science Center, Chinese Academy of Sciences (CAS) pada 8 Oktober 2022.
ASO-S terbang untuk mempelajari Matahari dan meningkatkan prediksi cuaca luar angkasa. Satelit tersebut terbang dengan menunggang roket Long March 2D.
Wahana antariksa ini juga dijuluki Kuafu-1, diambil dari nama raksasa dalam mitologi China yang mengejar Matahari. Kuafu-1 berhasil dikerahkan ke orbit targetnya, jalur sinkron Matahari sekitar 720 km di atas Bumi.
(rns/rns)