Dahsyatnya Ledakan Bom Nuklir Korut, Gunung Sampai Bergeser
Hide Ads

Dahsyatnya Ledakan Bom Nuklir Korut, Gunung Sampai Bergeser

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 03 Agu 2023 18:15 WIB
The North Korean flag is seen in the countrys embassy compounds in Kuala Lumpur on March 19, 2021, after North Korea severed diplomatic ties with Malaysia in response to the extradition of a citizen to the US earlier this month. (Photo by Sazali Ahmad / AFP)
Foto: AFP/SAZALI AHMAD
Jakarta -

Pada September 2017, Korea Utara (Korut) melakukan uji coba nuklir bawah tanah terbesarnya di bawah Gunung Mantap. Gunung itu tampaknya runtuh akibat ledakan dan dengan mempelajari perubahan geologis, ahli geologi dari Korea Selatan dan California, AS telah belajar banyak tentang apa yang terjadi dari uji coba ini.

Seperti dikutip dari Science, para peneliti pengujian bom nuklir tersebut berdampak permukaan gunung terdorong keluar sekitar 3,5 meter saat ledakan terjadi, sebelum gunung tersebut akhirnya tenggelam sekitar setengah meter. Kekuatan ledakan bom atom setara 120 hingga 300 kiloton TNT. Sebagai perbandingan, bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang tahun 1945 diperkirakan berbobot sekitar 15 kiloton.

"Ini adalah pertama kalinya permukaan tiga dimensi lengkap yang terkait dengan uji coba nuklir bawah tanah dicitrakan dan disajikan kepada publik," kata penulis utama studi Teng Wang, dari Earth Observatory of Singapore di Nanyang Technological University.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teknologi pengubah permainan yang memungkinkan analisis ini disebut Synthetic Aperture Radar (SAR). Tim menggabungkan data seismik dengan pengamatan satelit sebelum dan sesudah uji coba bom dari TerraSAR-X Jerman dan ALOS-2 Jepang, yang keduanya memiliki SAR.

"Berlawanan dengan citra satelit pencitraan optik standar, SAR dapat digunakan untuk mengukur deformasi Bumi siang dan malam dan dalam segala kondisi cuaca," kata rekan penulis Roland BΓΌrgmann, profesor ilmu bumi dan planet di UC Berkeley.

ADVERTISEMENT

"Dengan secara tepat melacak offset piksel gambar dalam berbagai arah, kami dapat mengukur deformasi permukaan tiga dimensi Gunung Mantap secara penuh," ujarnya.

Oleh karena itu, tim menyusun skenario yang paling mungkin. Mereka percaya bahwa pada 3 September 2017, setelah perangkat nuklir diledakkan di dalam gunung, ia menguapkan batu granit dan membentuk rongga seukuran stadion sepak bola.

Peristiwa itu menghasilkan gempa berkekuatan Magnitudo 5,2 hingga mengangkat gunung. Setelah beberapa menit, rongga di dekatnya runtuh menghasilkan gempa yang lebih kecil. Setelah itu, batu mulai memadat, menyebabkan seluruh gunung sedikit tenggelam.

Para peneliti menunjukkan bahwa teknologi yang mereka gunakan dapat memberikan banyak detail mengenai pengujian nuklir bawah tanah. Namun kita berharap hal semacam itu tidak perlu digunakan lagi karena denuklirisasi (penghapusan penggunaan dan pengoperasian senjata nuklir) Semenanjung Korea sedang berlanjut.




(rns/rns)