Terlepas dari beberapa klaim konspirasi yang kerap beredar, uji coba nuklir adalah sesuatu yang nyata dan dokumentasi sejarahnya berupa foto dan rekaman video asli.
Sejumlah orang di internet menyebut dokumentasi uji coba nuklir hanyalah bagian dari konspirasi. Ada yang menyebut rekaman sejarah uji coba senjata nuklir sebenarnya palsu. Mereka meragukan uji coba bom nuklir diabadikan, karena pastinya kamera yang merekam ledakan dahsyat seperti itu akan ikut hancur.
Ini adalah pertanyaan yang menarik. Bagaimana mungkin sesuatu yang sehalus kamera bertahan dari kehancuran apokaliptik dari ledakan nuklir, terutama kamera yang dibuat beberapa dekade lalu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal-usul ketidakpercayaan terbaru ini berasal dari sebuah episode podcast The Joe Rogan Experience yang menunjukkan rekaman ledakan nuklir tahun 1950-an yang menghancurkan bangunan, rumah, dan mobil.
Dalam komentarnya, miliarder Marc Andreessen mempertanyakan validitas rekaman tersebut dengan menyoroti beberapa hal aneh, termasuk kemampuan kamera untuk bertahan dari ledakan.
Podcast tersebut nyatanya berdampak besar. Sehari setelah dirilis, sebuah postingan di Facebook yang dikutip oleh Reuters membagikan rekaman tersebut dan bertanya, "Mengapa kamera dalam video uji coba nuklir ini tidak meledak bersama rumah-rumah yang hancur lebur?"
Orang yang mempostingnya kemudian melompat pada kesimpulan bahwa rekaman uji coba bom itu kemungkinan besar palsu. "Rasanya kita telah dibohongi selama beberapa dekade tentang hal ini," tulisnya.
Mereka juga mempertanyakan realitas di balik peristiwa bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, karena orang-orang masih tinggal di sana saat ini meskipun sudah terjadi bencana nuklir.
Postingan lainnya di Instagram bahkan secara terang-terangan menuding Amerika Serikat (AS) dengan memberi judul "Apakah AS Memalsukan Video Uji Nuklir Ini?"
Jawaban singkatnya adalah tidak, AS tidak memalsukannya. Video uji nuklir tersebut asli dan memang sungguh terjadi. Secara ilmiah, keraguan ini sebenarnya bisa terjawab. Pihak berwenang memiliki ratusan sumber yang mendokumentasikan sejarah nuklir AS, termasuk bagaimana uji ledakan difilmkan. Bahkan ada buku tentang subjek yang membahasnya secara mendetail.
Dikutip dari IFL Science, banyak uji coba bom nuklir yang tercatat terjadi di Pasifik atau di gurun Nevada, jauh dari warga yang mungkin terluka dalam ledakan tersebut. Dokumentasi ini digunakan sebagai sumber informasi bagi para ilmuwan yang menyelidiki kekuatan dan sifat ledakan nuklir.
Beberapa rekaman juga digunakan sebagai tutorial bagi para pemimpin federal dan kongres yang perlu mengetahui cara kerja bom ini.
Tim kamera yang bertanggung jawab menggunakan teknologi canggih pada masa itu, termasuk kamera dan lensa canggih, serta teknik proyeksi baru. Teknologi-teknologi ini dalam perkembangannya diadopsi oleh Hollywood.
Sebagian besar arsip tentang rekaman uji coba senjata nuklir saat ini tersedia secara online. Ada beberapa upaya untuk mendeklasifikasi arsip tersebut (tidak lagi menjadi informasi rahasia) sejak Perang Dingin berakhir pada tahun 1991.
Menurut wawancara New York Times di tahun 2010 dengan "juru kamera atom", ada seluruh tim kru film yang merekam uji coba ini pada saat itu. Orang yang diwawancarai percaya bahwa dia dan rekan-rekannya sangat dekat dengan ledakan sehingga radiasi yang menyertainya kemungkinan besar telah membunuh banyak dari mereka di usia muda.
"Orang-orang yang membuat film dan kamera ini mengerjakan dokumentasi uji coba nuklir, inilah yang mereka lakukan," kata Alex Wellerstein, sejarawan sains dan teknologi nuklir di Stevens Institute of Technology.
"Mereka adalah insinyur berkualitas yang seluruh kesepakatannya adalah mengambil gambar yang tidak biasa dari berbagai hal dan menciptakan keseluruhan kamera untuk melakukan ini," sambungnya.
Jadi, bagaimana mereka melakukannya? Singkatnya, kamera yang digunakan untuk memfilmkan pengujian memang dirancang khusus untuk menahan ledakan. Perangkat ini terbungkus baja dan timah serta ditempatkan di menara yang diamankan dengan beton. Semua informasi ini tersedia dalam dokumen militer.
Pada tahun 1955 melalui Operation Teapot, 48 kamera dipasang pada jarak antara 838 hingga 3.200 meter dari titik nol lokasi ledakan. Semua kamera ini terlindungi. Kamera yang diarahkan ke bagian luar bangunan diletakkan di menara yang tertanam dalam beton pada ketinggian yang membantu meminimalkan gangguan dari debu dan kotoran.
Selain itu, penting untuk diingat bahwa rekaman yang kita lihat hanyalah hasil dari kamera yang sanggup bertahan. Selebihnya, banyak kamera yang memang hancur saat berusaha mengabadikan momen ledakan dahsyat tersebut.
Sangat disesalkan bahwa kecurigaan semacam itu diarahkan pada sejarah senjata nuklir, di saat kita semua seharusnya khawatir tentang kekuatannya yang mematikan.
Sejak film 'Oppenheimer' dirilis, kita seolah diingatkan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh senjata atom dan termonuklir. Selain itu, penyangkalan tentang adanya pengembangan bom nuklir sungguh melukai perasaan keluarga dari ratusan ribu orang yang tewas dalam peristiwa bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia Kedua.
(rns/rns)