Oppenheimer Rayakan Pengeboman Hiroshima-Nagasaki, Tapi...
Hide Ads

Oppenheimer Rayakan Pengeboman Hiroshima-Nagasaki, Tapi...

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 20 Jul 2023 20:40 WIB
Tepat 75 tahun silam salah satu kota terbesar di Jepang, Hiroshima, jadi sasaran bom atom Sekutu. Diperkirakan ratusan ribu orang jadi korban dari serangan itu.
Kehancuran Jepang usai dibom atom. Foto: Getty Images
Jakarta -

Pada 6 Agustus dan kemudian 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki. Sedikitnya 110 ribu orang tewas dalam sebuah kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bom atom itu adalah hasil dari proyek rahasia Manhattan Project yang dikepalai oleh fisikawan brilian, J. Robert Oppenheimer. Oppenheimer, menurut penulis biografinya Kai Bird dan Martin J Sherwin, merayakan pemboman Hiroshima dan Nagasaki itu.

Sebuah laporan tahun 1995 di The Atlantic menyebut ruangan dipenuhi siulan dan sorak-sorai dan Oppenheimer mendapat ucapan selamat. Dikutip detikINET dari Indian Express, dia sebelumnya bahkan sempat menasihati militer tentang cara menembakkan hulu ledak dengan benar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan biarkan mereka mengebom menembus awan atau mendung. Harus lihat target. Tak ada pemboman radar, harus dijatuhkan secara visual. Mereka tak boleh menjatuhkannya dalam hujan atau kabut. Jangan biarkan meledakkannya terlalu tinggi. Angkanya sudah tepat. Jangan sampai naik atau target tidak akan banyak rusak, "katanya.

Ia menyebut satu-satunya penyesalannya adalah bom itu belum selesai tepat waktu untuk digunakan melawan Jerman. Tapi meski senang dengan pencapaian mereka, para ilmuwan itu tetap merasa ngeri dengan hilangnya banyak nyawa warga sipil dalam seranga itun.

ADVERTISEMENT

Beberapa minggu setelah pengeboman, Oppenheimer menulis surat pada Sekretaris Perang, memperingatkan bahwa keamanan bangsa tak dapat sepenuhnya terletak pada kehebatan ilmiah atau teknis, tapi menjadikan perang di masa depan menjadi tidak mungkin alias dihindari sebisa mungkin.

Oppenheimer pernah membela diri bahwa Manhattan Project merupakan sesuatu yang penting. Akan tetapi seiring waktu, ia tampaknya menyesal. Pada bulan Oktober 1945, Oppenheimer mengunjungi Presiden Harry S Truman, dan kabarnya memberitahunya: "Mr. Presiden, darah berlumuran di tangan saya".

"Darah ada di tanganku, biarkan aku yang mengkhawatirkannya," jawab Truman. Menurut buku Hiroshima Nagasaki: The Real Story of the Atomic Bombings and Their Aftermath, Truman mengeluarkan Oppenheimer dari Oval Office, sementara The Atlantic melaporkan Presiden muak dengan sikap cengengnya. Malah kabarnya Truman berkata: "Jangan biarkan bayi cengeng itu masuk ke sini lagi."

Sepanjang sisa hidupnya kemudian, Oppenheimer banyak mengkampanyekan tentang bahaya bom nuklir dan senjata pemusnah massal.




(fyk/fay)