Setelah mengonsumsi jagung, masih terlihat sisa bijinya di feses. Apa itu artinya manusia tidak bisa mencerna biji jagung? Kok bisa masih utuh sih?
Nah, penjelasan sebenarnya dari Andrea Watson, pakar gizi di University of Nebraska-Lincoln, ternyata yang tersisa itu hanyalah luaran dari biji jagung. Sisanya, sudah diproses oleh sistem pencernaan.
Layaknya tanaman lain, lapisan luar biji jagung memiliki ketahanan terhadap serat keras yang disebut selulosa. Manusia, tidak memiliki enzim maupun bakteri usus yang tepat untuk mencernanya. Karena itu, biji jagung nampak seperti tidak tercerna ketika kamu buang air besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma manusia, hewan ruminansia seperti sapi yang jauh lebih siap untuk mencerna selulosa pun tidak selalu dapat mencerna jagung secara maksimal. Melansir Live Science, Senin (8/5/2023) saat sapi makan jagung yang lebih keras dan lebih matang yang dapat disimpan dalam jangka panjang (berbeda dengan kita yang lebih lembut dan manis), mereka juga memiliki kulit biji utuh yang muncul di kotorannya.
Para peneliti pun telah melakukan penelitian pada biji yang dikeluarkan dan menganalisis kandungan nutrisinya.
"Ternyata (bijinya -- red) sudah cukup banyak dicerna," kata Watson.
Selulosa hanya membentuk sekitar 10% jagung, 90% sisanya adalah nutrisi bermanfaat. Karena itu meski masih tersisa ampasnya pada tinja, jagung ternyata diam-diam menyumbang serat makanan, pati dan antioksidan yang dikenal sebagai karotenoid.
(ask/fay)