Nasib Terkini Bayi Rekayasa Gen di China Menurut 'Penciptanya'
Hide Ads

Nasib Terkini Bayi Rekayasa Gen di China Menurut 'Penciptanya'

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 11 Feb 2023 22:00 WIB
He Jiankui
He Jiankui. Foto: LightRocket via Getty Images/SOPA Images
Jakarta -

Di 2018, He Jiankui bereksperimen dengan teknologi CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palyndromic Repeats) untuk memodifikasi embrio manusia dan membuatnya tahan virus HIV. Eksperimen ini berujung kelahiran kembar, Lulu dan Nana. Setahun kemudian, lahir bayi ketiga bernama Amy yang juga direkayasa gennya.

Alih-alih mendapat pengakuan atau pujian atas eksperimennya ini, para ilmuwan baik di China maupun dari seluruh dunia, mengutuk penelitian Jiankui. Dia pun dijebloskan ke penjara di tahun 2019 dan dipecat dari kampusnya, China's Southern University.

Kini, dia sudah bebas. Dalam wawancara yang dikutip detikINET dari South China Morning Post, dia berpesan agar orang respek pada anak-anak itu dan membiarkan mereka hidup secara normal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan bahwa saat ini, anak-anak itu menjalani kehidupan yang normal, damai dan tidak terganggu. "Ini adalah harapan mereka dan kita harus menghormatinya," katanya.

Jiankui tidak ingin kehidupan normal mereka terganggu karena ada yang ingin melakukan penelitian lagi misalnya. Prioritas utama adalah kebahagiaan mereka dan keluarganya.

ADVERTISEMENT

Dia juga mengatakan berkewajiban terus mengawasi status kesehatan anak-anak itu sebagai bagian dari persetujuan untuk penelitian. "Setelah usia 18 tahun, anak-anak akan memutuskan apakah akan melakukan tindak lanjut medis untuk kebutuhan masing-masing. Kami berkomitmen untuk melakukan ini seumur hidup mereka," katanya.

Dia ingin membeli asuransi kesehatan tambahan untuk anak-anak itu, tetapi tidak ada perusahaan asuransi yang mau mengasuransikan mereka setelah mengetahui bahwa gen mereka diubah.

Ilmuwan itu sekarang ingin membuka yayasan amal untuk mengumpulkan uang bagi mereka untuk jaga-jaga biaya pengobatan tak terduga di masa depan. Merefleksikan tindakan rekayasa gen itu, dia mengakui kesalahannya. "Saya melakukannya terlalu cepat," kata dia.




(fyk/fyk)