Bintang di Langit Makin Tak Kelihatan, Ada Apa Gerangan?
Hide Ads

Bintang di Langit Makin Tak Kelihatan, Ada Apa Gerangan?

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 21 Jan 2023 22:01 WIB
The aurora borealis, or northern lights, make a rare appearance over central Ontario north of Hwy 36 in Kawartha Lakes, Ont., on Sunday, March 21, 2021.  (Fred Thornhill/The Canadian Press via AP)
Bintang di Langit Makin Tak Kelihatan, Ada Apa Gerangan? Foto: AP/Fred Thornhill
Jakarta -

Melihat pemandangan bintang bertaburan di langit adalah pemandangan mengesankan. Akan tetapi makin lama, bintang di angkasa makin sulit dilihat oleh mata manusia. Ada apa gerangan di balik fenomena ini?

Menurut sebuah studi baru, polusi cahaya yang makin parah menjadi penyebabnya. Dari tahun 2011 sampai 2022, studi bertajuk Globe at Night melibatkan 50 ribu orang yang mengamati langit di berbagai belahan dunia.

Seperti dikutip detikINET dari Phsyorg, Sabtu (21/1/2022), di sebagian besar permukaan Bumi, langit rupanya terus meningkat terangnya oleh polusi cahaya, sebesar 9,6% per tahun. Inilah yang membuat bintang semakin sedikit yang terlihat, tidak seperti saat langit gelap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, seorang anak yang lahir di sebuah area di mana 250 bintang dapat terlihat, maka kemungkinan 18 tahun kemudian, jumlah bintang yang tampak itu akan kurang dari 100 di lokasi yang sama.

Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Science, digelar oleh tim dari German Research Center for Geosciences dan National Science Foundation (NSF) di Amerika Serikat

ADVERTISEMENT

"Peningkatan skyglow selama dekade terakhir menggarisbawahi pentingnya melipatgandakan upaya kami dan mengembangkan strategi baru untuk melindungi langit gelap," cetus salah satu peneliti, Connie Walker.

"Polusi cahaya adalah masalah serius, tidak hanya bagi kita yang ingin melihat bintang, tapi juga bagi kehidupan liar. Hal ini juga menyia-nyiakan listrik dan uang, sehingga membuat target menangkal perubahan iklim jadi lebih sulit tercapai," ujar David Rothery, profesor di Open University, Inggris.

"Regulator lokal harus bertindak. Mereka harus memperketat lagi adanya logo terang dan sebagainya yang terus menyala sepanjang malam," demikian salah satu sarannya.




(fyk/agt)