Pentagon mengumumkan sepanjang tahun 2022, terutama dalam enam bulan terakhir, ada penampakan ratusan benda terbang tak dikenali atau unidentified flying object (UFO).
Sejumlah personel dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara AS melaporkan fenomena tak biasa teridentifikasi. Mereka meyakini objek tersebut adalah UFO.
Laporan penampakan UFO kini ditangani oleh All Domain Anomaly Resolution Officer (AARO), divisi khusus yang dibentuk Pentagon untuk masalah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masuknya laporan baru secara tiba-tiba mungkin berkat upaya AARO baru-baru ini," kata direktur Pentagon, Sean Kirkpatrick, dikutip dari Live Science.
Ia menambahkan, pihaknya ingin menghancurkan stigma proses pelaporan penampakan UFO di militer yang kerap dianggap konyol bahkan takhayul.
Menurut pejabat Pentagon, banyak penampakan UFO kemungkinan dapat dikaitkan dengan drone pengintai dari negara-negara seperti China dan Rusia, sementara UFO lainnya mungkin hanya wahana semacam balon cuaca.
Mengenai AARO, divisi ini didirikan pada Juli 2022 oleh Pentagon. Mereka punya misi untuk melacak objek tidak dikenal di langit, luar angkasa dan di bawah air, maupun objek yang memiliki kemampuan berpindah dari satu titik ke titik lainnya.
Fungsi AARO juga sebagai fasilitas bagi pilot militer yang ingin melaporkan objek aneh tetapi enggan mengungkapkannya karena persoalan stigma.
Kantor Intelijen Nasional AS pada Juni 2021 mengungkapkan, sejak 2004 hingga 2021, ada 144 laporan di mana 80 di antaranya ditangkap dengan berbagai sensor.
"Sejak itu, kami memiliki banyak pelaporan. Saat diminta menghitung jumlahnya ada 'beberapa ratus'," ungkap Kirkpatrick.
AARO juga mempunyai tugas lain yakni berperan mendeteksi risiko keamanan seiring begitu banyak benda aneh terbang oleh militer atau pesawat militer.
Objek yang tidak dapat diindentifikasi itu bisa saja meliputi pesawat tempur siluman, drone, hingga rudal hipersonik. Benda-benda itu mulanya seiring dikira UFO. Pertimbangan itu yang semakin menyiagakan AS untuk memperkuat pertahanannya.
"Sistem apa pun yang tidak sah di wilayah udara kami, kami anggap sebagai ancaman terhadap keselamatan," pungkasnya.
Download report Year in Review 2022 di sini.
Ikuti berita menarik detikINET lainnya Google News
(rns/afr)