Sejak pandemi COVID-19 melanda, SARS-Cov-2, virus penyebab COVID-19, menjadi perhatian utama orang-orang di seluruh dunia. Sayangnya, virus adalah bagian umum dari kehidupan dan memengaruhi semua tumbuhan, hewan, dan bahkan serangga.
Asal pasti setiap virus memang tidak diketahui. Mereka telah ada selama jutaan tahun dan terus berkembang. Beberapa virus tidak begitu berbahaya, namun ada juga yang sampai menyebabkan hilangnya nyawa yang tak terhitung jumlahnya.
Sejak zaman dulu hingga generasi-generasi berikutnya, virus akan tetap ada. Berikut adalah 10 virus tertua di dunia yang diketahui.
10. Zea mays Chrysovirus 1 (ZMCV1)
Usia: kurang lebih 1.000 tahun
Kelompok: double-stranded RNA virus
Menginfeksi: tumbuhan dan jamur
Pada tahun 2018, para peneliti yang mempelajari sisa-sisa jagung tua di Antelope House, dan reruntuhan Ancestral Puebloan, menemukan virus tumbuhan tertua yang diketahui. Dengan menggunakan penanggalan karbon 14, para peneliti memastikan bahwa usia tongkol jagung purba adalah sekitar 1.000 tahun.
Para ilmuwan dapat mengisolasi tiga genom yang hampir lengkap dari virus famili Chrysoviridae yang sebelumnya tidak dikenal yang menginfeksi tumbuhan dan jamur. Virus baru ini dijuluki Zea mays Chrysovirus 1 (ZMCV1).
Fakta unik
Zea mays Chrysovirus 1 adalah Chyrosvirus pertama yang dideskripsikan dari maize (jagung).
9. Rabies
Usia: kurang lebih 1.500 tahun
Kelompok: negative-strand RNA virus
Menginfeksi: manusia dan mamalia lainnya
Rabies adalah penyakit sangat berbahaya dan menyebabkan radang otak pada manusia dan mamalia lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh Rabies lyssavirus (sebelumnya disebut virus Rabies) dan biasanya ditularkan melalui air liur hewan.
Secara global, gigitan anjing adalah sumber Rabies yang paling umum, tetapi gigitan kelelawar adalah penyebab umum Rabies di Amerika. Semua virus Rabies yang masih ada tampaknya telah berevolusi selama 1.500 tahun terakhir.
Fakta unik
Sejumlah negara, termasuk Australia, Jepang, serta sebagian besar Eropa Barat, tidak memiliki rabies di antara anjing dan banyak Kepulauan Pasifik tidak memiliki rabies sama sekali.
8. Cacar
Usia: 3.000 hingga 4.000 tahun
Kelompok: DNA virus
Menginfeksi: manusia
Bukti awal yang kredibel dari penyakit ini berasal dari mumi Mesir berusia 3.000 tahun. Ada juga beberapa tulisan medis yang menyebutkan penyakit mirip cacar dari India kuno (sekitar 1500 SM) dan China (sekitar 1122 SM).
Selama beberapa milenium, cacar menjangkiti umat manusia dengan wabah yang bermunculan secara berkala di seluruh dunia. Namun, berkat upaya vaksinasi yang kuat, cacar diberantas pada tahun 1980. Sejak saat itu, diklaim tidak ada lagi kasus cacar yang terjadi secara alami.
Fakta unik
Meskipun tidak ada lagi virus Variola alami yang menyebabkan cacar, ada dua lokasi di mana virus Variola secara resmi disimpan dan ditangani di bawah pengawasan WHO: Centers for Disease Control and Preventio di Atlanta, Georgia, dan State Research Center of Virology and Biotechnology (VECTOR Institute) di Koltsovo, Rusia.
7. Hepatitis B
Usia: 7.000 tahun
Kelompok: dsDNA (double-stranded DNA virus)
Menginfeksi: manusia dan primata
Hepatitis B telah menginfeksi manusia setidaknya selama 7.000 tahun. Pada tahun 2018, para ilmuwan menemukan fragmen DNA dari virus yang menginfeksi hati seorang pemuda yang tinggal di Jerman tengah.
Para ilmuwan mengurutkan DNA ini dan menemukan bahwa itu adalah strain kuno dari Hepatitis B. Ini adalah virus manusia tertua yang pernah diurutkan. Strain Hepatitis B yang ditemukan di Eropa berbeda dengan strain Hepatitis B modern dan tampaknya telah punah pada manusia.
Fakta unik
Sementara strain Hepatitis B yang diurutkan tidak lagi ada pada manusia, ada virus Hepatitis B serupa yang menginfeksi simpanse dan gorila modern di Afrika.
6. Pithovirus Sibericum
Umur: kurang lebih 30.000 tahun
Kelompok: dsDNA (double-stranded DNA virus)
Menginfeksi: amuba
Pada tahun 2014, tersebar berita bahwa virus berusia 30.000 tahun telah dibangkitkan oleh para ilmuwan di Prancis. Syukurlah, virus yang dijuluki Pithovirus sibericum ini hanya menginfeksi amuba bersel tunggal.
Pithovirus ditemukan dari permafrost (lapisan tanah beku) Siberia dan masih hidup, artinya masih dapat menginfeksi, bahkan ribuan tahun kemudian. Saat ini, Pithovirus sibericum adalah virus tertua yang terbangun dari dormansi dan tetap menular.
Fakta unik
Menurut para ilmuwan, implikasi dari Pithovirus sibericum yang tetap menular dapat menjadi peringatan bahwa mikroba dan virus purba lainnya yang menyerang manusia dan hewan mungkin bersembunyi di permafrost dunia yang mencair dengan cepat.
Selanjutnya: Virus Lainnya Berusia Jutaan Tahun
(rns/fyk)