Berapa Banyak Anak yang Bisa Dimiliki Seorang Manusia Seumur Hidupnya?
Hide Ads

Berapa Banyak Anak yang Bisa Dimiliki Seorang Manusia Seumur Hidupnya?

Rachmatunnisa - detikInet
Sabtu, 26 Nov 2022 13:26 WIB
Ilustrasi Ibu dan Anak
Foto: Getty Images/iStockphoto/arto_canon
Jakarta -

Ada beberapa orang tua produktif dengan banyak anak yang tercatat sejarah. Dalam beberapa kasus langka, orang tua super ini bahkan berhasil meninggalkan jejak besar di kumpulan gen dunia yang terus bertahan hingga hari ini, berabad-abad setelah kematian mereka.

Sebenarnya, berapa banyak anak yang bisa dimiliki seorang manusia seumur hidupnya? Pertama, mari kita mulai dengan para ayah. Laki-laki tidak terhambat oleh pengalaman kehamilan yang menyulitkan dan mahal secara biologis. Karenanya, pria berpotensi memiliki lebih banyak keturunan daripada wanita.

Ketika kita memikirkan contoh ayah yang produktif, nama yang akan muncul adalah Genghis Khan, pendiri Kekaisaran Mongol yang ditakuti, yang hidup dari tahun 1162 hingga 1227 M.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukti genetik menunjukkan, sekitar 8% pria yang saat ini tinggal di sebagian Asia dari timur laut China hingga Uzbekistan (lebih dari 16 juta pria) memiliki garis keturunan kromosom Y yang tidak biasa yang kemungkinan terkait dengan Genghis Khan sendiri.

Meninggalkan jejak genetik yang begitu berat di dunia membutuhkan banyak sekali keturunan. Legenda mengatakan, Genghis Khan memiliki sekitar 500 selir yang kebanyakan merupakan wanita dan putri bangsawan dari suku dan tanah yang ia taklukkan, dan dia adalah ayah dari ratusan anak. Meskipun hal ini tidak dapat diverifikasi, beberapa sejarawan percaya bahwa kemungkinan ini benar adanya.

ADVERTISEMENT

Selain Genghis Khan, ada seorang Sultan dari Maroko yang mungkin telah mengalahkan rekor Kaisar Mongol. Studi memperkirakan bahwa Sultan Moulay Ismail (1672-1727) adalah ayah dari sekitar 1.171 anak dari 500 wanita dalam rentang waktu reproduksi selama 32 tahun.

Bioteknologi Reproduksi

Di era modern, perubahan budaya dan pergeseran sosial membuat orang-orang zaman sekarang umumnya memiliki lebih sedikit anak. Namun, secara bersamaan, kemajuan dalam bioteknologi telah membuka lebih banyak peluang bagi orang untuk bereproduksi.

Ada laporan bahwa pendonor sperma berhasil menciptakan ratusan anak melalui inseminasi buatan. Pada tahun 2016, seorang donor sperma 'tak berizin' di Inggris mengklaim bahwa dia adalah ayah dari 800 anak.

Menurut laporan, dia bertemu orang-orang melalui Facebook dan menagih mereka Β£50 (Rp 1 juta) untuk sperma yang ia jual. Sekali lagi, sulit untuk memverifikasi cerita ini, namun memang ada sejumlah pendonor sperma dalam 50 tahun terakhir yang mengklaim jumlah anak yang sama tingginya.

Jika menyangkut wanita, jumlahnya jauh lebih rendah, meskipun 'prestasi' memiliki banyak anak di kalangan wanita dianggap lebih mengesankan mengingat tingginya risiko kehamilan.

Rekor dunia untuk ibu paling produktif sepanjang masa adalah Valentina Vassilyev, seorang petani Rusia yang hidup pada abad ke-18. Bersama suaminya, dia menjadi orang tua dari 69 anak. Mereka dilahirkan melalui 27 kehamilan, di mana ia melahirkan 16 pasang anak kembar dua, tujuh pasang kembar tiga, dan empat pasang kembar empat.

Namun, ada beberapa keraguan tentang apakah ini mungkin secara statistik dan biologis. Tanpa obat-obatan modern dan sanitasi, kehamilan sangat berisiko. Melahirkan 27 kali di pedesaan Rusia ratusan tahun yang lalu bukanlah hal yang mustahil, tetapi kemungkinan risiko kematian bagi ibu dan bayi pun besar.

Berbarengan dengan data ini, di periode yang sama, yakni abad ke-18, angka kematian bayi juga tinggi. Namun, 67 dari 69 keturunan Valentina dan suaminya kabarnya selamat dan bisa melalui masa kanak-kanak mereka dengan normal. Para peneliti juga mempertanyakan bagaimana seorang petani pekerja pertanian menghidupi hampir 70 anak.

Pada abad ke-21, ketika klaim lebih mudah diverifikasi, ada beberapa ibu yang sangat produktif, terutama seorang wanita Uganda bernama Mariam Nabatanzi. Menurut laporan Reuters dari 2019, dia adalah ibu dari 38 anak di usianya yang ke-39 tahun.

Sama seperti laki-laki, mungkin saja bioteknologi memungkinkan perempuan menjadi ibu yang lebih produktif juga. Teknologi reproduksi berbantuan berarti bahwa batas ekstrem reproduksi wanita mungkin jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Secara teoritis, obat kesuburan dapat digunakan untuk memprovokasi ovarium untuk melepaskan lebih banyak sel telur dari biasanya. Telur-telur ini kemudian dapat diangkat dan dibuahi dengan sperma dalam cawan petri di laboratorium, kemudian dilakukan pembedahan untuk menempatkannya ke dalam rahim seorang perempuan.

Rata-rata anak perempuan memiliki sekitar 300 ribu hingga 400 ribu sel telur saat mencapai pubertas. Jika menjadi memungkinkan untuk "memanfaatkan" semua telur ini, maka akan lahir anak-anak yang begitu banyak.

Tentu saja, eksperimen pemikiran ini sebagian besar bersifat teoretis untuk saat ini, dan kemajuan semacam ini akan menimbulkan berbagai masalah etika dan praktis. Namun, ini menunjukkan bagaimana bioteknologi memiliki potensi untuk secara dramatis mengubah cara kita melihat reproduksi dan batasan menjadi orang tua.




(rns/fay)