Pemanfaatan energi BBM dirasa sudah cukup, apalagi BBM bukan sumber energi yang ramah lingkungan. Tapi, bisakah kita benar-benar lepas dari BBM 100%? Jawabannya adalah bisa, dan harus, disertai rancangan yang jelas dari pemerintah.
Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Deendarlianto dalam 'Eureka! Edisi 9: Selamat Tinggal BBM', Senin (26/9/2022). Kepada detikINET, Profesor Deen mengatakan bahwa kita sudah berproses untuk benar-benar lepas dari bahan bakar fosil.
"Di tahun 2025 ada target yang diberikan negara, dalam bauran energi nasional, 23% sumber energi harus energi terbarukan. Menuju energi 2060, energi fosil sudah tidak ada," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada banyak sumber energi baru dan terbarukan yang bisa dimanfaatkan Indonesia dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia. Di antaranya adalah energi angin, panas bumi hingga energi surya.
"Sektor transportasi bisa kita dorong menggunakan elektrifikasi, kalau bisa melakukan itu maka akan ada 10,83% penurunan emisi CO2," jabarnya.
Lebih lanjut, Profesor Deen mengingatkan proses transisi ini juga tidak boleh melupakan kemampuan manufaktur lokal. Jangan sampai kita mendapatkan semuanya impor. Harapannya, ketika kita mengembangkan energi terbarukan kita bisa mendorong industri manufaktur nasional. Sayangnya, pemerataan kemampuan manufaktur lokal yang mumpuni masih belum tercapai.
"2017-2020, kami di UGM (Universitas Gadjah Mada) melakukan survei dari Aceh ke Papua terhadap kemampuan industri manufaktur, ditemukan fakta bahwa yang unggul masih di daerah Jawa dan sedikit di Kalimantan," jelasnya.
Kalau menurut detikers, bagaimana? Apakah kita benar-benar bisa lepas dari BBM 100%? Kita kawal dan dukung sama-sama rencana pemerintah net zero emission di 2060, ya!
(ask/rns)