Kebun Raya Bogor sedang menampilkan pemandangan langka, Rafflesia arnoldii R. Br. mekar. Peneliti menyebut, ini pertama kalinya Rafflesia arnoldii mekar di luar habitatnya.
Rafflesia arnoldii adalah salah satu tumbuhan yang dilindungi oleh pemerintah dari kepunahan. Tumbuhan ini merupakan endemik Sumatera, dan hanya terdapat 33 spesies di dunia.
Melalui keterangan tertulis, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa setelah dilakukan upaya konservasi di luar habitatnya sejak 16 tahun lalu, pada awal September 2022, Rafflesia Arnoldii di Kebun Raya Bogor memunculkan beberapa knop bakal bunga dan salah satunya mekar pada 12 September 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun diameternya tidak lebih 60 cm, namun jenis ini sudah dapat dipastikan adalah Rafflesia arnoldii R. Br," ujar Periset dan Kurator Koleksi Rafflesia di Kebun Raya Bogor, Sofi Mursidawati, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Rabu, (14/9/2022).
"Bunga ini baru pertama kali mekar sebagai hasil budidaya di Kebun Raya Bogor. Rafflesia arnoldii R. Br tumbuh di Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch sebagai inangnya yang ditanam pada 22 Januari 1953 sebagai hasil pertukaran tanaman (seed exchange) dari Florida pada tahun 1952," tambah Sofi.
Sebelumnya, Kebun Raya Bogor telah berhasil menumbuhkan Rafflesia patma Bl. untuk pertama kalinya pada tahun 2010, dan sampai saat ini telah mekar 16 kali (tahun 2019).
Rafflesia arnoldii atau lebih dikenal dengan sebutan padma raksasa, merupakan Puspa Langka Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 1993. Selain ditetapkan sebagai Puspa Langka Nasional, bunga raksasa kharismatik asal Bengkulu ini masuk dalam daftar tumbuhan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1999 dan IUCN Red list dengan status konservasi terancam punah.
Rafflesia arnoldii R. Br pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan Sumatra oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang sedang mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles. Itu sebabnya, tumbuhan ini diberi nama sesuai sejarah penemunya yakni penggabungan antara Raffles dan Arnold.
Terdapat 33 spesies Rafflesia di dunia dan 14 jenis di antaranya tumbuh di Indonesia, dan 11 jenis merupakan endemik Sumatera. Upaya konservasi Rafflesia arnoldii R. Br di luar habitatnya (secara ex situ) sejak tahun 1818 belum membuahkan hasil.
Pada tahun 2006, peneliti Rafflesia Kebun Raya Bogor melakukan upaya menumbuhkan biji Rafflesia arnoldii R. Br asal Bengkulu di vak. XVII yaitu koleksi jenis-jenis tumbuhan pemanjat (climber) termasuk di dalamnya terdapat 7 spesies tetrastigma, yang merupakan inang Rafflesia.
(rns/rns)