Pertama di Dunia, China Setujui Vaksin COVID-19 yang Dihirup
Hide Ads

Pertama di Dunia, China Setujui Vaksin COVID-19 yang Dihirup

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 07 Sep 2022 14:15 WIB
Jakarta -

Vaksin COVID-19 non-suntikan pertama telah disetujui di China. Produsennya mengklaim vaksin mereka memberikan kekebalan yang sangat baik terhadap virus hanya dengan satu dosis.

Convidecia Air, demikian nama vaksin tersebut, dibuat oleh CanSinoBIO. Cara menggunakannya adalah dengan dihirup melalui mulut dalam satu napas.

Sementara banyak perusahaan lain di seluruh dunia telah mengembangkan vaksin hidung, ini akan menjadi vaksin virus Corona tanpa jarum pertama yang menjangkau publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pernyataan CanSinoBIO, Convidecia Air diterima untuk uji klinis pada Maret 2021, dan hasilnya menunjukkan respons kekebalan yang kuat terhadap virus.

Mereka menyatakan bahwa vaksin non-invasif memberikan perlindungan tiga kali lipat terhadap COVID-19, dan bahwa rantai pasokan global mereka, yang dibuat saat memproduksi vaksin suntik, memungkinkan untuk memproduksi Convidecia Air dalam skala besar.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari IFL Science, Rabu (7/9/2022) Convidecia Air kini digunakan di China sebagai booster untuk orang-orang yang telah menerima vaksin suntik pertama hingga ketiga.

Kabar ini datang di tengah persiapan sebelum vaksin hidung disetujui untuk penggunaan secara terbatas di India. Vaksin hidung di India, akan digunakan dalam situasi darurat untuk mengurangi viral load dengan cepat.

Vaksin aerosol dapat mengakses permukaan jaringan yang dijajah SARS-CoV-2, terutama saluran hidung dan tenggorokan, berpotensi meningkatkan kekebalan dan penghambatan penularan.

Vaksin penguat untuk musim dingin yang akan datang mungkin menjadi kunci dalam memerangi naiknya kasus COVID-19, yang diprediksi oleh banyak ilmuwan saat musim panas berakhir.

Inggris saat ini meluncurkan kampanye booster dewasa dalam upaya untuk melindungi kekebalan tubuh yang berkurang, karena bagi kebanyakan orang, sudah lewat berbulan-bulan lamanya sejak vaksinasi terakhir mereka, dan itu bisa menurunkan tingkat imunitasnya.

(rns/fay)