Masih Percaya Borobudur Pakai Putih Telur? Begini Cara Rekatkan Batu Candi
Hide Ads

Eureka!

Masih Percaya Borobudur Pakai Putih Telur? Begini Cara Rekatkan Batu Candi

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 29 Jun 2022 06:15 WIB
Candi Borobudur. Foto diambil pada Selasa (14/6/2022).
Masih Percaya Borobudur Pakai Putih Telur? Begini Cara Rekatkan Batu Candi. Foto: Eko Susanto/detikJateng
Jakarta -

Beredar cerita, nenek moyang kita menggunakan putih telur sebagai perekat batu candi, karena pada masa itu belum ditemukan semen. Bukan hanya bangunan Candi Borobudur yang diklaim demikian, beberapa bangunan bersejarah lain juga konon menggunakan telur putih. Apakah benar candi sekokoh Borobudur menggunakan telur putih sebagai bahan pengganti semen?

"Saya tidak tahu narasi seperti itu terbangun dari kapan. Namun berdasarkan catatan berbagai literatur tentang Candi Borobudur, tidak ada informasi tentang bahan putih telur itu," kata Brahmantara, pakar pengkaji dan pelestari Borobudur dalam live streaming Eureka! "Rahasia Borobudur".

Faktanya, batu Candi Borobudur disusun menggunakan teknik penguncian (interlock), yaitu teknik yang mirip puzzle jigsaw. Hal ini bisa dilihat pada susunan batu candi pada bagian bawah dan pintu gerbang. Jadi, bagian batu yang akan disusun sudah dibentuk sedemikian rupa agar bisa disusun dengan teknik penguncian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara teknis sambungan-sambungan itu sudah menggunakan sistem interlock. Jadi tipe-tipe sambungan itu semuanya tersistem dengan baik. Arsitek maupun engineer di masa itu sudah mempertimbangkan beberapa teknik kuncian," sebut Brahmantara.

Ia merinci bahwa Candi Borobudur menggunakan batuan andesit yang ditata dengan pola susun batu arah horizontal. Jenis sambungan batu yang ada pada Candi Borobudur ada empat yaitu:

ADVERTISEMENT

1. Sambungan batu dengan bentuk seperti ekor burung. Sambungan tipe ini dijumpai hampir pada setiap sambungan batu di dinding

Candi BorobudurSambungan ekor burung. Foto: Balai Konservasi Borobudur

2. Sambungan batu dengan tipe takikan. Jenis ini banyak terdapat pada bagian hiasan kepala kala, relung, dan gapura

Candi BorobudurSambungan tipe takikan. Foto: Balai Konservasi Borobudur

3. Sambungan tipe alur dan lidah. Ini terdapat pada pagar selasar dan batu ornamen Makara di kanan dan kiri tangga, dan selasar

Candi BorobudurSambungan tipe alur dan lidah. Foto: Balai Konservasi Borobudur

4. Sambungan batu dengan tipe purus dan lubang. Ini banyak terdapat pada batu antefik, yaitu hiasan di luar candi yang berbentuk segitiga meruncing. Tipe sambungan ini juga dipakai pada kemuncak pagar langkan.

Candi BorobudurSambungan tipe purus dan lubang. Foto: Balai Konservasi Borobudur

Jelas bahwa proses pembangunan Candi Borobudur sudah menggunakan teknologi tinggi untuk ukuran abad ke-8. Teknik interlock merupakan teknologi yang maju dalam dunia konstruksi.

"Kita pun melihat ini sebagai satu desain yang luar biasa. Ketika menggunakan sambungan tipe pertama misalnya, dia akan mempertimbangkan risiko misalkan terkait rentan geser atau tekanan. Ini bukan kebetulan sederhana, tapi dirancang menggunakan satu desain pemikiran yang hebat," tutupnya.




(rns/afr)