Saling tuding penggunaan senjata biologis sedang terjadi di antara Rusia, Amerika Serikat (AS) dan Ukraina. Apa itu senjata biologis?
Untuk diketahui, Rusia menuduh Ukraina memiliki program senjata biologis yang didanai oleh AS. Namun AS membantah klaim Rusia itu. Seorang pejabat AS mengatakan tuduhan itu adalah propaganda tidak masuk akal dan menuduh Rusia mencari dalih untuk berperang di Ukraina.
NATO, termasuk AS kemudian membalas tudingan Rusia terhadap Ukraina soal program senjata biologis dengan mengatakan Rusia mungkin saja menggunakan senjata kimia untuk melancarkan invasinya ke Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senjata Biologis
Mengutip laman WHO, senjata biologis adalah mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau racun lain yang diproduksi dan dilepaskan dengan sengaja untuk menyebabkan penyakit dan kematian pada manusia, hewan, atau tumbuhan.
Agen biologis seperti antraks, toksin botulinum, dan wabah, dapat menimbulkan tantangan kesehatan masyarakat yang sulit yang menyebabkan sejumlah besar kematian dalam waktu singkat dan sulit dikendalikan. Serangan bioterorisme juga dapat mengakibatkan epidemi, misalnya jika virus Ebola atau Lassa digunakan sebagai agen biologis.
"Senjata biologis adalah bagian dari kelas senjata yang lebih besar yang disebut sebagai senjata pemusnah massal, yang juga mencakup senjata kimia, nuklir, dan radiologi. Penggunaan agen biologis adalah masalah serius, dan risiko penggunaan agen ini dalam serangan bioteroris semakin meningkat," tulis WHO.
Senjata biologis dapat digunakan untuk pembunuhan politik, infeksi ternak atau produk pertanian yang menyebabkan kekurangan pangan dan kerugian ekonomi, penciptaan bencana lingkungan, penyakit yang meluas, serta ketakutan dan ketidakpercayaan di antara masyarakat.
Selanjutnya: Apa Saja yang Bisa Dijadikan Senjata Biologis >>>
Simak Video 'Rusia Temukan 30 Lab Biologis Berbahaya Sokongan AS di Ukraina':
Apa Saja yang Jadi Senjata Biologis
Hampir semua organisme penyebab penyakit (bakteri, virus, jamur, prion atau rickettsiae) atau toksin (racun yang berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme, atau zat serupa yang diproduksi secara sintetis) dapat digunakan dalam senjata biologis.
Agen senjata biologis dapat ditingkatkan dari keadaan alaminya agar bisa diproduksi massal, disimpan, dan disebarkan sebagai senjata. Secara historis, sejumlah penyakit pernah dijadikan sebagai program senjata biologis antara lain aflatoksin, antraks, racun botulinum, penyakit kaki dan mulut, demam Q, demam beruam Rocky Mountain, cacar, dan tularemia.
Mekanisme pengiriman
Sistem pengiriman senjata biologis melibatkan berbagai bentuk. Sejak zaman dulu, program senjata biologis telah membangun rudal, bom, granat tangan dan roket untuk mengirimkan dan menyebarkan senjata biologis tersebut.
Selain itu, sejumlah program yang merancang tangki semprot untuk dipasang ke pesawat, mobil, truk, dan kapal untuk menyebarkan penyakit. Kemudian ada juga upaya yang didokumentasikan untuk mengembangkan perangkat pengiriman untuk pembunuhan atau operasi sabotase, termasuk berbagai semprotan, sikat dan sistem injeksi serta sarana untuk mencemari makanan dan pakaian.
Kemajuan Teknologi
Selain kekhawatiran bahwa senjata biologis dapat dikembangkan atau digunakan oleh sebuah negara, kemajuan teknologi belakangan ini dapat meningkatkan kemungkinan senjata biologis diperoleh atau diproduksi oleh aktor non-negara, termasuk individu atau organisasi teroris.
Di abad ke-20, kita menyaksikan penggunaan senjata biologis oleh individu dan kelompok yang melakukan tindakan kriminal atau pembunuhan yang ditargetkan, perang biologis yang dilakukan oleh sebuah negara, dan pelepasan patogen secara tidak sengaja dari laboratorium.
Isu lain terkait hal ini adalah tuduhan palsu penggunaan senjata biologis yang menyoroti kesulitan dalam membedakan antara penyakit yang terjadi secara alami, kecelakaan, dan penggunaan yang disengaja.
Dalam praktiknya, jika suatu peristiwa penyakit yang mencurigakan terjadi, akan sulit untuk menentukan apakah itu disebabkan oleh alam, kecelakaan, sabotase, atau tindakan perang biologis atau terorisme.
Akibatnya, respons terhadap peristiwa biologis, baik alami, kebetulan, atau disengaja, akan melibatkan koordinasi dari banyak sektor yang bersama-sama memiliki kemampuan untuk menentukan penyebab dan mengaitkannya dengan sumber tertentu.
(rns/fay)